BI Ramal Kondisi Global 2024: Ekonomi Melemah-Inflasi Tertahan

BI Ramal Kondisi Global 2024: Ekonomi Melemah-Inflasi Tertahan

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 29 Feb 2024 11:34 WIB
Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di The Ritz Carlton Pacific Place.
Deputi Gubernur BI Juda Agung/Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 tumbuh 3%. Perolehan itu sedikit melemah dibandingkan 2023 yang diperkirakan tumbuh 3,1%, namun lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya.

"Kesimpulan kami 2024 pertumbuhan ekonomi global 3%, sedikit lebih rendah dibandingkan 2023," kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Juda Agung menyebut pelemahan pertumbuhan ekonomi global bisa ditekan oleh kuatnya ekonomi Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, risiko bersumber dari lemahnya ekonomi China, Britania Raya, dan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan ekonomi global saat ini kami perkirakan 2024 itu memang lebih rendah dari 2023, tapi angkanya lebih tinggi dari perkiraan kami sebelumnya karena kami melihat AS ternyata lebih kuat dari yang kita perkirakan baik itu dari sisi tenaga kerjaan, penjualan eceran kelihatan bahwa ekonominya sangat strong," bebernya.

Selain itu, Juda Agung merasa khawatir tentang kondisi saat ini yang melihat kecenderungan inflasi global tertahan. Penyebabnya karena adanya eskalasi dari ketegangan geopolitik.

ADVERTISEMENT

"Yang mungkin kita perlu worry adalah di sisi inflasi global. Di sini kelihatan penurunan inflasi global masih tertahan. Penyebabnya selain yang memang AS masih strong tenaga kerjanya, sektor jasanya masih kuat, tetapi juga adanya eskalasi dari ketegangan geopolitik," ucapnya.

"Kelihatan dari supply delivery time index mengalami peningkatan sehingga ini yang kemudian bisa menahan penurunan inflasi yang di beberapa bulan sebelumnya sudah kelihatan tren turun, ini agak sedikit tertahan," tambahnya.

Menurut Juda Agung, kondisi itu kemudian menyebabkan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi. "Kelihatan dari US dolar index yang masih terus naik. Uncertainty dan risiko masih cukup tinggi. Fed Fund Rate kami perkirakan akan turun di semester II-2024," imbuhnya.

Terlepas dari itu, cara pandang BI terhadap kondisi ekonomi global saat ini adalah cautiously optimistic, atau waspada tetapi tetap optimistis terhadap pemulihan.

(aid/ara)

Hide Ads