Jangan Heran Harga Beras Mahal, BPS Ungkap Data Produksi Turun Terus

Jangan Heran Harga Beras Mahal, BPS Ungkap Data Produksi Turun Terus

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2024 10:56 WIB
Gedung Badan Pusat Statistik (BPS)
Gedung BPS/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga beras memang terus mengalami kenaikan. Di sisi lain, dalam catatan BPS produksi beras beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah merinci dari mulai luasan panen padi yang juga telah mengalami penurunan. Pada 2023, luasan panen padi 10,21 juta hektare (ha), angka itu turun 0,24 juta ha atau 2,2% dibandingkan 2022.

"Menurunnya luasan panen dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang menguat di semester II tahun 2023," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan luasan panen berlanjut hingga awal 2024, di mana Januari-April tahun ini diperkirakan 3,52 juta ha, mengalami penurunan 0,69 juta ha atau 16,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, jumlah produksi padi juga mengalami penurunan sejak tahun lalu. Pada 2023, produksi padi 53,98 juta ton gabah kering giling (GKG) menurun 0,77 juta ton atau 1,4%. Penurunan ini terjadi karena menurunnya luasan panen sepanjang 2023 akibat El Nino.

ADVERTISEMENT

Sementara produksi padi Januari-April 2024 diperkirakan 18,59 juta ton GKG menurun 3,95 juta ton atau 22,5%. Lalu, produksi beras tentunya mengalami penurunan pada 2023 menjadi 31,10 juta ton, turun 0,44 juta ton atau 1,3% dibandingkan 2022.

"Penurunan ini konsekuensi penurun produksi luas panen padi karena terdampak El Nino," lanjutnya.

Sementara potensi produksi beras Januari-April 2024 sebesar 10,71 juta ton, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 12,98 juta ton. Persentase penurunannya cukup signifikan yakni 17,52% atau sebesar 2,28 juta ton.

Sementara setiap bulannya kebutuhan konsumsi masyarakat tetap di angka 2,5 juta ton sampai 2,6 juta ton. Maka saat tingkat konsumsi tetap tetapi pasokannya menurun, tentu pengaruhnya akan kepada harga.

Habibullah mengatakan kenaikan harga beras ini memang terjadi pada semua rantai distribusi. Harga beras di tingkat penggilingan naik 6,76% dibandingkan bulan lalu dan naik 24,65% dibandingkan Februari 2023.

Harga beras di grosir naik sebesar 5,96% secara bulanan dan naik 20,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Harga beras eceran Februari 2024 naik 5,28% m to m dan 19,28% secara y o y. Harga yang disajikan merupakan rata-rata beras mencakup kualitas beras dan juga di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

(ada/ara)

Hide Ads