Pertumbuhan ekonomi India melesat melebihi ekspektasi sejumlah ekonom pada kuartal IV-2023. Hal itu terjadi karena tumbuhnya sektor manufaktur dan konstruksi dengan cepat.
Pada Kamis (29/2), India melaporkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) meningkat 8,4% dalam kurun Oktober hingga Desember 2023. Capaian tersebut lebih tinggi dari ekspektasi sejumlah ekonom yang memperkirakan pertumbuhan PDB berkisar di angka 6,6%. Sementara menurut lembaga pemeringkatan kredit ICRA, pertumbuhan PDB India pada kuartal IV-2023 bakal berkisar di angka 6% saja.
Alhasil, pemerintah India pun merevisi perkiraan pertumbuhan PDB Maret 2024 menjadi 7,6% dari proyeksi sebelumnya yakni 7,3%. Pertumbuhan PDB dua kuartal sebelumnya juga direvisi naik menjadi 8,2% dari 7,8% untuk April-Juni dan 8,1% dari 7,6% untuk periode Juli-September.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan pemerintah India, torehan angka 8,4% itu adalah yang tertinggi dalam enam kuartal terakhir. Meningkatnya PDB disebabkan kenaikan di sejumlah indikator ekonomi seperti, peningkatan 11,6% untuk sektor manufaktur, serta peningkatan 9,5% untuk sektor konstruksi.
"Pertumbuhan PDB 8,4% yang kuat pada kuartal III-2023-2024 menunjukkan kekuatan ekonomi India dan potensinya. Upaya kami akan terus membawa pertumbuhan ekonomi cepat yang akan membantu 1,4 miliar orang India menjalani kehidupan yang lebih baik dan menciptakan Viksit Bharat!" ucap Perdana Menteri India, Narendra Modi dikutip dari Nikkei Asia, Jumat (1/3/2024).
Pada awal Februari 2024, pemerintah India diketahui mempresentasikan anggaran sementara yang bertujuan memperlambat laju pertumbuhan infrastruktur sembai menargetkan konsolidasi fiskal.
Berdasarkan rencana tersebut, anggaran belanja modal ditetapkan naik 11% di angka US$ 133,98 miliar atau Rp 2.102 triliun (kurs Rp 15.695) untuk anggaran tahun berjalan. Hal ini menjadi pertanda negara dengan perekonomian ketiga terbaik di Asia itu mencoba menjadi pemain ekonomi terbaik.
Hasil perhitungan PDB 2023 menunjukkan pertumbuhan ekonomi India berkisar di angka rata-rata 7,5%. Ini lebih baik dari China yang pertumbuhan ekonominya hanya berkisar di angka rata-rata 5,2%.
"Kami tetap bertahan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat," kata Wakil Dekan Ambedkar School of Economics University, N.R Bhanumurthy.
Bhanumurty mengatakan, tidak menutup peluang pertumbuhan ekonomi untuk pertumbuhan tahun fiskal penuh (full fiscal growth year) bisa direvisi naik di atas angka 7,6%.
Sebuah laporan dari State Bank of India yang dirilis pada Rabu (28/2), pun mengungkap bahwa indikator perekonomian India menunjukkan tanda-tanda kenaikan di tengah kabar resesi yang dihadapi Inggris dan Jepang, serta melambatnya pertumbuhan China.
"Sebagai narasi tandingan terhadap kesuraman global, kepercayaan konsumen telah menguat lebih lanjut di India, terutama didorong oleh optimisme tentang situasi ekonomi umum dan kondisi ketenagakerjaan," tulis laporan tersebut.
Pada awal Februari, Bank Sentral India mengekspektasikan pertumbuhan PDB tahunan India berkisar di angka 7% sampai Maret 2025. Namun, prediksi ini lebih rendah dari ekspektasi pemerintah India yang mengatakan pertumbuhan PDB tahunan berkisar di angka 7,6%.
Bank Sentral India diketahui telah mempertahankan suku bunga acuannya di angka 6,5% selama enam kali berturut-turut. Hal ini disebabkan inflasi ritel masih bertengger di angka 2% hingga 6% selama beberapa bulan terakhir.
(ara/ara)