Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk dari Pertemuan Menkeu & Gubernur Bank Sentral G20

Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk dari Pertemuan Menkeu & Gubernur Bank Sentral G20

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2024 16:20 WIB
Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Herdi Alif Al Hikam)
Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati selesai menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) negara anggota G20 ke-1 di bawah Presidensi G20 Brasil. Pertemuan digelar pada 28-29 Februari 2024 di Sao Paulo, Brasil.

Presidensi G20 Brasil mengangkat tema 'Building a just world and a sustainable Planet'. Tiga agenda utama yang diangkat yaitu (1) inklusi sosial dan pengentasan kelaparan; (2) transisi energi dan pembangunan berkelanjutan; serta (3) reformasi tata kelola global.

Sri Mulyani mengatakan pertemuan pertama FMCBG mendiskusikan agenda global terkini seperti berbagai kebijakan ekonomi untuk mengatasi kesenjangan, perspektif global terhadap pertumbuhan, inflasi dan stabilitas keuangan, perpajakan internasional, sektor keuangan di abad 21, serta utang global dan keuangan berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada pertemuan ini, para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 belum berhasil menyepakati semua isu yang tertuang dalam draft Communique yang telah melalui tahapan negosiasi oleh para Deputi Menkeu pada 21-22 Februari 2024 dan 26-27 Februari 2024. Untuk itu, Presidensi Brasil mengeluarkan dokumen FMCBG berupa Chair's Summary.

"Para Menteri dan Gubernur sepakat bahwa pemulihan ekonomi lebih baik dari perkiraan, namun demikian prospek pertumbuhan jangka menengah masih terlihat lemah," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3/2024).

ADVERTISEMENT

Para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 menyadari risiko geopolitik akibat perang dan konflik terhadap perkembangan ekonomi dunia. Situasi yang penuh tantangan ini disebut memperburuk tekanan sosio-ekonomi dan memberikan dampak negatif terhadap penduduk miskin dan rentan yang sebagian besar tinggal di negara-negara berkembang.

"Tren dan guncangan global saat ini seperti pandemi, perubahan iklim, teknologi digital, fragmentasi dan proteksionisme perdagangan memperparah kesenjangan dan berdampak negatif bagi negara berpendapatan rendah, terutama bagi keluarga miskin, perempuan, dan daerah tertinggal," ujar Sri Mulyani.

Para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 berpandangan pentingnya melanjutkan upaya membuat bank-bank pembangunan multilateral (Multilateral Development Banks/MDBs) lebih baik, besar dan efektif dengan merujuk pada capaian saat Presidensi Italia, Indonesia dan India.

Selain itu, dorongan untuk segera mengimplementasikan 2 pilar perpajakan internasional (Two -Pillar Solution) terus digaungkan, utamanya untuk penandatanganan Konvensi Multilateral Pilar 1 pada akhir Juni 2024.

Lebih lanjut, para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 menganggap perlu untuk terus memperkuat upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi, serta meningkatkan mobilisasi pendanaan untuk mendukung investasi infrastruktur dan transisi yang adil.

Di sela-sela menghadiri pertemuan pertama Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, Sri Mulyani juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan bendahara dari negara-negara sahabat dan pimpinan organisasi internasional yaitu (i) Menkeu Australia Jim Chalmers, (ii) Komisioner Uni Eropa (UE) untuk Urusan Ekonomi Paolo Gentiloni; (iii) Presiden Bank Dunia Ajay Banga; (iv) Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Jin Liqun; dan (v) Sekretaris Jenderal (Sekjen) OECD Mathias Cormann.

Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan dimaksud meliputi isu makroekonomi global terkini dan program kerja prioritas G20, serta rencana penyelenggaraan bilateral policy dialogue antara Indonesia dan negara mitra.

Secara khusus dalam pertemuan dengan Sekjen OECD, Sri Mulyani menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh yang diberikan anggota OECD terhadap keinginan Indonesia menjadi anggota OECD setelah serangkaian diskusi sejak September 2023 hingga Januari 2024.

(aid/das)

Hide Ads