BUMN Bantu UMKM Tembus Pasar Ekspor, Begini Caranya

BUMN Bantu UMKM Tembus Pasar Ekspor, Begini Caranya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 03 Mar 2024 14:57 WIB
Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) melibatkan 29 UMKM binaannya untuk ikut dalam ajang pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara, Inacraft 2024. Pada hari kedua gelaran tersebut, UMKM binaan Pertamina mencatat transaksi penjualan lebih dari Rp 1,3 miliar.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya melibatkan UMKM binaan dengan tujuan agar produk lokal bisa mendapat tempat di pasar global. Sekaligus, kata dia, agar memberikan dampak perekonomian.

"Pertamina akan terus melibatkan UMKM binaannya untuk mengikuti pameran yang diselenggarakan baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini bertujuan agar produk-produk lokal bisa mendapatkan tempat di pasar global, sekaligus memberikan multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat dan menggerakan ekonomi nasional," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadjar menyebutkan, keikutsertaan UMKM binaan Pertamina dalam Inacraft 2024 merupakan langkah penting dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal, agar produk UMKM semakin berkembang dan berdaya saing, serta go global berekspansi ke pasar internasional.

Salah satu UMKM yang produknya laris manis diserbu pengunjung luar negeri adalah Menday Craft. Eva Harliah, Pemilik Menday Craft mengungkapkan produknya kerajinan anyaman pandan laut, dengan produk unggulannya tikar pandan, menjadi produk terlaris.

ADVERTISEMENT

Tikar pandan merupakan produk buatan tangan (handmade) dari pandan laut pesisir Pantai Cermin, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Medan. Selain tikar pandan, produk lain yakni tas, dompet, sandal dan lainnya.

"Saya sangat terharu atas respon pengunjung Inacraft 2024 khususnya pengunjung luar negeri untuk produk tikar pandan. Produk tikar pandan menjadi rebutan pengunjung mancanegara karena keunikan anyaman tangan langsung tanpa sentuhan mesin," ujar Eva Harliah.

Hal senada diungkapkan Yuli Astuti, pemilik Muria Batik Kudus. Batik klasik dan kain bordir yang menjadi produk unggulan banyak diminati pengunjung. Salah satunya dari pembeli asal Malaysia yang memesan kain bordir dengan warna-warna pastel, yang rencananya akan dipesan untuk jumlah besar.

"Kain bordir harus saya produksi terlebih dahulu, sesuai dengan warna yang diminta, dalam waktu dekat sebanyak lima lembar kain bordir akan dikirim ke Malaysia sebagai sampel, dimana pengiriman dilakukan secara bertahap," ungkap wanita asli Kudus ini.

(acd/das)

Hide Ads