Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden (capres) Prabowo Subianto menyebut, hotel BUMN tidak diperlukan. Ia pun meminta pandangan Menteri BUMN terkait pandangannya tersebut.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam acara Mandiri Investment Forum 2024. Prabowo juga mengatakan dirinya ingin mendapatkan masukan dari mana saja.
"Kita tidak perlu hotel BUMN. Menurut Anda bagaimana Pak Erick? Tapi saya minta nasehat Anda. Saya ingin mengambil pendekatan yang masuk akal, saya ingin mendapatkan nasehat sebanyak-banyaknya dari manapun dan saya ingin input-input yang terbaik," katanya di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo mulanya mengatakan, pihaknya terbuka kepada siapa saja yang ingin menjalankan bisnis dan ingin negara bisa mendapatkan investasi dari mana saja. Oleh karena itu, menurut Prabowo swasta harus diberikan ruang. Ia pun menuturkan, BUMN perlu dirasionalisasi.
"BUMN, Pak Erick, kita harus lakukan rasionalisasi. Kalau tidak ada alasan strategis apapun mungkin kita harus memiliki program untuk melakukan rasionalisasi privatisasi dari BUMN," katanya.
Dia mengatakan, negara bisa membuat regulasi dan pemantauan. Negara juga harus mengambil keputusan yang strategis di sektor strategis.
"Sebagai contoh, kenapa kita harus hadir di setiap sektor perekonomian? Maksud saya, saya rasa pariwisata di tahun 1950-an pemerintah harus menjadi peran yang menjadi pelopor, tapi sekarang kita boleh membiarkan sektor swasta untuk menjadi lebih memiliki dominasi dan dominan," terangnya.
Setelah itu, baru ia mengatakan jika hotel BUMN tidak perlu. Hal itu pun direspons Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick menyatakan, dirinya mendukung pernyataan Prabowo terkait rasionalisasi dan privatisasi ini. Ia pun mengatakan, telah memangkas BUMN menjadi 41.
"Ya memang kan sangat mendukung, dan teman-teman tahu bahwa kita di roadmap 2024-2034 kan kalau bisa BUMN jumlahnya 30-an, yang sekarang ini menjadi 41 pun baru tahun ini. Dari 108 menjadi 41 itu baru tahun ini, nah ke depan 30-an. Memang ya itu sesuai dengan roadmap," ujar Erick.
Erick juga memberikan tanggapan terkait hotel yang disampaikan Prabowo. Erick mengatakan, dulunya setiap BUMN memiliki hotel. Namun, hotel tersebut telah dikonsolidasikan menjadi satu payung.
"Dan seperti yang Pak Prabowo sampaikan, apakah perlu BUMN mempunyai hotel yang banyak, saya rasa kan sudah disampaikan. Memang dulunya, setiap BUMN punya hotel dulu. Sekarang zamannya saya, hotel-hotel itu dikonsolidasikan menjadi satu payung, yaitu jumlahnya 122 hotel. Apakah itu perlu? Ya menurut saya bukan sesuatu yang signifikan," terangnya.
Terpenting, kata Erick, BUMN menjalankan tiga hal. Pertama, BUMN menjadi korporasi yang sehat. Kedua, menjadi motor pembangunan ekonomi.
"Yang terakhir kan yang paling penting people's economy, di mana BUMN itu menjadi tadi, 92% ultra mikro, mikro masih di BUMN. Nah hal-hal seperti ini yang harus kita jaga," ujarnya.
(kil/kil)