Ribuan pekerja kereta api dan bandara di Jerman telah melakukan aksi mogok kerja selama dua hari terakhir menuntut adanya kenaikan gaji. Aksi mogok ini membuat sejumlah moda transportasi umum di negara itu lumpuh total.
Melansir dari BBC, Jumat (8/3/2024), operator kereta api Deutsche Bahn mengatakan hanya 20% kereta jarak jauh yang beroperasi. Selain itu, layanan kereta regional juga terkena dampaknya sejak Kamis (7/3) pagi kemarin.
"Cukup sudah. Ini merupakan gangguan besar dan saya tidak mengerti apakah tuntutan tersebut, yang beberapa di antaranya memang dapat dibenarkan, harus ditegakkan dengan cara yang keras," kata salah seorang penumpang kereta yang terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian layanan penerbangan di negara itu juga mengalami kelumpuhan parah akibat aksi demo yang dilakukan para pekerjanya. Disebutkan jumlah penerbangan di Jerman saat ini mengalami penurunan yang sangat drastis karena tidak ada staf yang melayani.
Misalkan saja untuk maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, yang menyebut akan membatalkan sekitar 1.000 penerbangan per hari. Pembatalan itu diperkirakan berdampak pada sekitar 200.000 penumpang udara.
Bahkan saat ini jumlah penerbangan yang ada diperkirakan hanya 10% hingga 20% dari jadwal semula, dengan penerbangan dari bandara Hamburg dan Berlin juga terganggu. Parahnya lagi kondisi ini hingga membuat bandara terbesar di Jerman, Frankfurt, membatalkan semua keberangkatan.
Sebagai informasi, sebelumnya Serikat Pengemudi Kereta Api Jerman (GDL) sempat menuntut diberikan pengurangan jam kerja dalam seminggu dari 38 menjadi 35 jam tanpa pemotongan gaji.
Menurut para pekerja KA ini, sangat tidak adil jika gaji karyawan sekelas manajemen meningkat hingga 14% dengan bonus jutaan, sementara para pekerja lain harus berkontribusi pada pemulihan perusahaan.
Namun permintaan itu ditolak oleh operator KA Deutsche Bahn. Bahkan perusahaan itu menuduh serikat pekerja lah yang menolak untuk berkompromi atau bernegosiasi lebih jauh terkait masalah ini.
Di sisi lain, serikat Ver.di yang mewakili sekitar 25.000 staf darat maskapai penerbangan menuntut kenaikan gaji sebesar 12,5% atau setidaknya β¬ 500 atau Rp 8,5 juta lebih banyak per bulan. Selain itu serikat pekerja juga menginginkan bonus kompensasi inflasi sebesar β¬ 3.000 atau Rp 51 juta (kurs Rp 17.000/euro).
Menanggapi permintaan itu, maskapai Lufthansa sudah menawarkan kenaikan gaji sebesar 10% kepada seluruh karyawan mereka. Namun Ver.di mengatakan jumlah itu tidak cukup sebab menurut mereka hingga saat ini masih banyak staf lapangan yang menerima gaji setara upah minimum meski negara itu tengah menghadapi inflasi.
(fdl/fdl)