Jika Terpilih Jadi Presiden AS, Trump Ogah Kirim Duit buat Ukraina Lawan Rusia

Jika Terpilih Jadi Presiden AS, Trump Ogah Kirim Duit buat Ukraina Lawan Rusia

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 12 Mar 2024 13:49 WIB
Former US President Donald Trump leaves Trump Tower for Manhattan federal court for the second defamation trial against him, in New York City on January 17, 2024. Writer E. Jean Carroll is seeking more than $10 million in damages in the civil trial, alleging that Trump defamed her in 2019 when he was president and she had just come out with her allegation, saying she is not my type.  This is separate to a civil case last year where another New York jury found Trump liable for sexually assaulting Carroll in a department store dressing room in 1996 and subsequently defaming her in 2022, when he called her a complete con job. (Photo by Charly TRIBALLEAU / AFP)
Foto: AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Jakarta -

Donald Trump tidak akan memberikan bantuan dana ke Ukraina untuk perang melawan Rusia jika terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban usai bertemu dengan Trump.

Orban menegaskan komitmen Trump untuk tidak mengalirkan dana satu sen pun dalam perang Ukraina-Rusia. Dengan begitu, perang dua negara tersebut dapat cepat berakhir.

"Jika Amerika tidak memberikan uang, maka Eropa tidak mampu membiayai perang ini sendiri, dan perang akan berakhir," kata Orban dikutip dari Reuters, Selasa (12/3/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menambahkan alternatif lain untuk mengakhiri perang, yakni dengan perundingan perdamaian setelah gencatan senjata. Kemudian situasi di Eropa yang stabil dan aman akan tercipta.

"Perdamaian harus ada terlebih dahulu dan dia (Trump) memiliki sarana untuk itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Tidak seperti negara Barat lainnya, Orban menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina. Dia berulang kali menyatakan Ukraina tidak mampu menang melawan Rusia yang memiliki senjata nuklir.

Sementara itu, akhir-akhir ini pasukan Rusia lebih unggul di Ukraina timur karena Ukraina mengalami kekurangan amunisi banyak. Ukraina sangat bergantung pada senjata dari AS, pemasok utama, dan sekutu Barat lainnya untuk terus memerangi Rusia.

Dengan kembalinya Trump, para pemimpin Uni Eropa khawatir semakin berkurangnya bantuan militer dan keuangan AS secara signifikan ke Ukraina.

(hns/hns)

Hide Ads