Kemenperin Beberkan Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel di RI, Apa Saja?

Kemenperin Beberkan Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel di RI, Apa Saja?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 13 Mar 2024 15:47 WIB
Warga melintas di samping rak berisi minuman berpemanis di salah satu toko retail, Jakarta, Kamis (14/12/2023). Hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan 58 persen dari 800 responden mendukung wacana pengenaan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) untuk mengontrol pola konsumsi dan mencegah prevalensi diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010. ANTARA FOTO/Cahya Sari/sgd/foc.
Ilustrasi - Foto: ANTARA FOTO/CAHYA SARI
Jakarta -

Aksi boikot terhadap produk minuman yang mendukung Israel masih terus dilakukan. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Merrijantij Punguan Pintaria menjelaskan ada sejumlah dampak yang terjadi.

Menurut Merrijantij, aksi boikot tersebut cukup berdampak bagi kinerja industri dalam negeri. Sementara industri terus mencoba bertahan untuk tidak merumahkan karyawannya.

"Cukup berdampak, ini menurunkan kinerja industri kita. Hanya saja memang sangat sensitif dan industri kita ini masih mencoba bertahan untuk tidak merumahkan karyawannya, namun di satu sisi kalau ini berlangsung lebih panjang lagi akan ada kemungkinan industri akan merumahkan karyawannya," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu ia berharap aksi boikot semacam ini dapat dikurangi. Apalagi mereka yang bekerja di sektor industri adalah warga negara Indonesia.

"Jadi harapannya aksi boikot ini, karena yang bekerja di sektor-sektor industri ini adalah saudara-saudara kita setanah air, ini bisa semakin berkurang ke depannya sehingga tidak memaksa industri untuk merumahkan karyawannya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Namun, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo menilai aksi boikot tidak berdampak signifikan bagi industri minuman ringan. Tri hanya menyebut pihaknya fokus menjaga daya beli dan beban usaha.

"Secara overall kalau dilihat dari industri, kalau ke industri kita tidak terlalu terdampak ya. Jadi, memang itu sangat spesifik, kalau secara industri agregat kelihatannya kita lebih fokus pada menjaga daya beli dan bagaimana menjaga beban usaha terjaga, mungkin ke arah sana," sebutnya.

(ily/kil)

Hide Ads