Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap solusi terhadap jumlah luas tanam padi alias sawah yang menurun. Meski tidak menjelaskan penyebab utama lahan pertanian menyusut, ia mengaku hendak mengoptimalkan program konversi rawa-rawa menjadi sawah.
"Susut lahan (pertanian) itu ada tapi penambahan lahan ada juga kan. Ke depan kita meningkatkan, mengelola rawa, optimalisasi rawa," ucap Amran di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Amran kemudian menjelaskan, program konversi sawah itu diyakininya efektif. Sebab, padi yang ditanam di kawasan tersebut tumbuh satu sampai tiga kali dalam setahun. Ia mengatakan program itu sudah sukses dilakukan beberapa kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dulu kan pernah 400 ribu hektare berhasil di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, tinggal kita ulangi," jelasnya.
Sebelumnya di hadapan Anggota Komisi IV DPR RI, Amran menjelaskan bahwa jumlah luas tanam padi alias sawah menurun dalam kurun Oktober 2023 sampai Februari 2024. Penurunan mencapai angka 1,9 juta hektare atau 26,2% dibandingkan tahun sebelumnya yakni 5,49 juta ton. Situasi ini disebutnya berpengaruh terhadap jumlah produksi padi.
"Penurunan luas tanam ini sangat berpengaruh pada luas panen yang berpengaruh pada produksi padi yang dihasilkan," katanya.
Amran tidak menjelaskan alasan menyusutnya luas tanam padi itu. Tapi, ia mengatakan berkurangnya luas tanam padi menyebabkan kenaikan harga besar yang angkanya mencapai 56%. Apalagi, kondisi pertanian Indonesia sedang menghadapi tantangan El Nino.
"Sehingga kami menganggap kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicari solusinya," ungkapnya.
Walhasil, Amran menjelaskan sejumlah solusi cepat tersebut. Pertama, ia mengatakan bahwa pengambilan pupuk bersubsidi kini bisa menggunakan KTP saja.
Kedua, Kementan telah melakukan perluasan areal tanam dengan melakukan pompanisasi air sungai di 11 provinsi untuk lahan sawah. Rinciannya, Pulau Jawa 500 hektare dan luar Pulau Jawa 500 ribu hektare, penanaman padi gogo juga dilakukan dengan target 500 ribu hektare.
Di sisi lain, Amran menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PUPR untuk pompanisasi saluran primer dan sekunder. Adapun langkah berikutnya, Kementan juga melakukan optimalisasi lahan rawa seluar 400 ribu hektare di 10 provinsi untuk menambah luas areal pertanaman padi.
Sementara langkah terakhir, Amran mengemukakan bahwa jumlah alokasi pupuk subsidi juga ditambah. Sebab dalam lima tahun terakhir, jumlah pupuk bersubsidi tercatat turun dibanding periode 2014-2018 yang jumlahnya mencapai 9,55 juta ton.
(ara/ara)