Bulan Ramadan identik dengan berburu takjil. Tak jarang dagangan para pedagang laris manis diserbu pembeli. Hal ini dirasakan oleh salah satu pedagang takjil di Pasar Takjil Ramadan Bendungan Hilir (Benhil) bernama Agung. Dia berjualan aneka bubur dengan harga Rp 20.000/kotak.
Terpantau para pembeli mengantre di depan dagangannya. Agung mengaku suasana pembeli bulan Ramadan berbeda dibandingkan hari-hari biasanya. Karena diserbu pembeli, dia pun menambahkan stok dagangannya menjadi dua kali lipat.
"Ya kalau hari biasanya beda ya. Kita tambah juga (stok dagangan) kalau lagi Ramadan. Nambah 50% lagi," kata Agung kepada detikcom, Rabu (13/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena laris manis, omzetnya pun naik dua kali lipat dibanding hari kemarin. Dia menjelaskan meskipun harga bahan baku naik, harga jualnya tidak dinaikkan.
Senada, pedagang kue dan lemang bernama Bobi rela datang jauh-jauh dari Pasar Senen untuk menjual dagangannya. Dia pun menjual kue ketan dengan harga Rp 10.000 dan lemang Rp 60.000. Dia mengatakan para pembeli langsung menyerbu dagangannya padahal masih jam 17.00 WIB.
"Aku rela-rela datang, tinggal di Jakarta Pusat, dekat pasar Senen. Alhamdulillah ini jam segini sudah laku, sudah habis semua," katanya.
Lebih lanjut, Bobi mengatakan harga jualannya naik karena bahan bakunya naik. Apalagi harga beras ketan juga turut serta naik.
Dia mengaku kenaikan harga bahannya ini menyebabkan untungnya makin menipis. Meski begitu, dia bilang yang terpenting dagangannya semakin lancar.
"Apalagi ini kan lemang tadinya Rp 50.000 sekarang Rp 60.000. Ketannya soalnya mahal. Harus ketan asli karena kalau nggak asli nggak enak," jelasnya.
(kil/kil)