Pemerintah melalukan importasi untuk sejumlah kebutuhan bahan pangan kebutuhan Ramadan yakni beras hingga sapi. Importasi ini tugaskan kepada BUMN pangan Perum Bulog dan Holding Pangan ID Food.
Berikut 3 faktanya:
1. Kontrak Impor Beras 300 Ribu Ton
Perum Bulog menyelesaikan kontrak baru impor beras 300 ribu ton sebelum Ramadan. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan kontrak impor baru itu berasal dari Thailand dan Pakistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontrak baru ini menambah jumlah realisasi kuota impor beras dari sebelumnya 500 ribu ton, sehingga menjadi 800 ribu ton. Adapun kuota total impor beras tahun ini sebanyak 3,6 juta ton.
"Kemarin baru (kontrak) 300 ribu ton," kata Bayu di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).
Bayu menyebut awal tahun ini beras impor telah masuk 1 juta ton. Rinciannya, dari sisa impor 2023 sebanyak 500 ribu ton dan kuota impor tahun ini sebanyak 500 ribu ton.
2. 3.000 Ekor Sapi dari Australia
Selain beras, Indonesia juga akan kedatangan sapi hidup dari Australia. Importasi ini dilakukan oleh Holding BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero).
Impor sapi hidup yang dilakukan sebanyak 3.000 ekor dari Australia. Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan impor sapi itu akan masuk pada Maret 2024 ini untuk kebutuhan Ramadan.
"Untuk sapi hidup kedatangan pertama akan tiba di bulan Maret kurang lebih 3.000 ekor untuk ketersediaan bulan puasa dan Lebaran," kata Frans dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.
3. Daging Sapi Frozen hingga Bawang Putih
Selain impor sapi hidup, ID Food juga akan melakukan impor daging sapi Austalia 20.000 ton. Lalu, ID Food juga mendapatkan penugasan impor sapi beku 20.000 ton dari Brazil.
Komoditas lainnya yang juga akan diimpor oleh ID Food yakni gula kristal putih sebanyak 296 ribu ton dan bawang putih 20.000 ton. Frans mengatakan impor dua komoditas itu menunggu penugasan resmi dari Kementerian BUMN.
"Sedangkan ada beberapa penugasan, kami saat ini sedang menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN seperti untuk gula kristal mentah dan bawang putih. Begitu mendapat persetujuan kami akan segera melakukan pengadaan untuk produk-produk tersebut," pungkasnya.
(ada/fdl)