Lembaga manajemen utang Debt Justice mengatakan 6,7 juta warga Inggris tengah mengalami krisis keuangan akibat tingginya biaya hidup di negara itu. Bahkan lembaga ini menemukan banyak keluarga sudah masuk dalam jeratan utang.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (20/3/2024), sebuah survei yang dilakukan Debt Justice menemukan, dalam enam bulan terakhir, sekitar 13 persen orang dewasa di Inggris telah melewatkan tunggakan kredit atau tagihan lain selama tiga bulan atau lebih.
Artinya, banyak di antara mereka yang tidak memiliki cukup banyak uang untuk membayar tunggakan kredit atau tagihan lainnya. Kondisi ini terlihat semakin mengenaskan jika merujuk pada kelompok usia tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalkan saja untuk kelompok usia 18-24 tahun, sekitar 29% dari mereka sudah tidak membayar kredit atau tagihan selama tiga bulan atau lebih dalam. Kemudian ada 25% dari kelompok usia 25 hingga 34 tahun.
"Jutaan orang saat ini sedang terbebani utang dan berada dalam tekanan (ekonomi) yang tidak dapat ditoleransi," kata salah satu pejabat senior Debt Justice, Joe Cox.
Senada dengan temuan Debt Justice, badan amal Crosslight Advice juga melihat banyak warga Inggris tengah terjebak jeratan utang. Kondisi ini terlihat dari lonjakan peserta yang meminta bantuan kepada mereka untuk mengatasi utang-utang tersebut.
Badan amal yang menyediakan layanan manajemen utang dan keuangan ini menyebut jumlah permintaan bantuan yang diterima Crosslight Advice telah meningkat hingga 20% dalam dua bulan pertama 2024 (Januari-Februari) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Meskipun semua orang terkena dampak krisis biaya hidup, data yang dimiliki badan amal ini bisa jadi pengingat bahwa sejumlah besar orang tengah berada dalam situasi keuangan yang sulit," kata Bruce Connell selaku kepala eksekutif Crosslight Advice.
"Hampir setengah dari mereka yang menghubungi badan amal ini meminta bantuan karena sudah tidak sanggup lagi untuk menanggung biaya makan akibat tekanan keuangan," katanya lagi.
(fdl/fdl)