Seorang aktor profesional asal China, Lu Jingang, telah mencari nafkah dengan berperan sebagai pengemis miskin selama 12 tahun terakhir. Meski hanya berperan sebagai pengemis, ternyata ia bisa meraup pendapatan hingga ratusan juta per bulan.
Melansir dari SCMP, Jumat (22/3/2024), Li bekerja sebagai aktor pengemis di kawasan wisata bertema kota kuno di Millennium City Park, Kaifeng, provinsi Henan, China. Kawasan ini dibangun menyerupai kota kuno China sekitar 1.000 tahun.
Di kawasan ini Li berkeliling mengenakan pakaian lusuh ala pengemis zaman dulu lengkap dengan riasan dan raut wajah yang menyedihkan. Dirinya kemudian mendekati setiap turis yang datang dan berinteraksi dengan mereka sebagai seorang pengemis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sana ia bisa menghasilkan sekitar 10.000 yuan per bulan atau setara dengan Rp 220 juta (kurs Rp 2.200/yuan). Jumlah penghasilannya ini sudah termasuk dari gaji sebagai aktor sekaligus tips 'hasil mengemis' yang diberikan para wisatawan, sekitar 100 yuan atau Rp 220 ribu setiap harinya.
Banyak orang mengatakan ekspresi dan keterampilan Li sebagai pengemis benar-benar membuat mereka terkesan hingga meluluhkan hati. Namun ada beberapa juga mengaku mereka mengira dia benar-benar seorang pengemis dan merasa iba hingga memberi sedikit sedekah.
Berkat aktingnya yang sangat meyakinkan, Li sempat viral di media sosial China hingga membuat dirinya memiliki banyak fans. Bahkan banyak dari para penggemarnya itu yang sengaja datang untuk menemui dirinya dan berfoto bersama.
"Sekarang banyak wisatawan yang datang mencari saya dan meminta untuk berfoto bersama saya. Saya tiba-tiba menjadi sangat populer, saya sedikit khawatir dengan ketenaran saya," katanya.
"Saya merasa seperti saya tidak bekerja di Millennium City Park, tetapi saya seperti seekor binatang di kebun binatang," ungkapnya lagi.
Selain berfoto bersama, tidak sedikit dari mereka juga memberikan makanan dan minum gratis kepada Li. Dengan begitu para wisatawan ini dapat melihat akting Li saat pengemis menerima sumbangan dan memakannya.
"Agar tidak mengecewakan para wisatawan, saya berusaha sebaik mungkin untuk memakan apa yang mereka berikan saat mereka ada di depan saya. Ketika saya kenyang, saya berbagi makanan itu dengan rekan-rekan saya atau wisatawan lain," kata Li.
"Kadang-kadang, ketika turis memberi saya roti kukus, saya akan memakannya sembari menangis karena saya ingin mereka mendapatkan pengalaman yang lebih baik dan merasa terlibat dalam pertunjukan tersebut," jelasnya lagi.
(fdl/fdl)