Catatan Bisnis
Menanti Emas Hitam Cepu
Selasa, 02 Jan 2007 15:31 WIB
Jakarta - Pemerintah boleh berencana akan mengeluarkan 'emas hitam' dari Blok Cepu di akhir 2008. Tapi agaknya rencana akan tinggal rencana. Ratusan ribu barel minyak yang akan diproduksi pada tahun itu per harinya mungkin masih akan tersimpan di perut bumi.Pada tahap awal pengembangan Blok Cepu direncanakan produksinya mencapai target 25 ribu barel per hari yang akan meningkat secara bertahap hingga puncak 165.000 barel per hari pada tahun yang sama.Memang, proses negosiasi antara Pemerintah, Pertamina dan ExxonMobil OilIndonesia (EMOI) telah selesai dan blok ini akan segera dikembangkan. Tapi berbagai masalah non teknis mulai menghantui.Target produksi minyak yang semula akhir 2008 pun akan mundur menjadi kuartal pertama 2009. Persoalannya non teknis itu salah satunya adalah kendala pembebasan lahan. Baik Pertamina dan Exxon saat tengah mengupayakan agar masalah pembebasan lahan ini bisa segera diselesaikan."Masyarakat setempat ada yang merasa khawatir kasus luapan lumpur Lapindo terjadi juga di Blok Cepu," kata Wakil Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Trijana Kartoatmodjo ketika mengikuti paparan akhir tahun sektor ESDM.Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari Soemarno pun mengakui, produksi minyak dari Blok Cepu akan mundur. Namun, ia menyebut mundurnya jadwal produksi dikarenakan terhambat pengadaan peralatan dan mencari kontraktor.Walaupun demikian, dia tak secara tegas membantah masalah pembebasan lahan menjadi persoalan pokok yang menghambat produksi minyak Cepu.Sementara, juru bicara ExxonMobil, Deva Rahman mengatakan, proyek Cepu yang diperkirakan menelan investasi di atas US$ 1,1 miliar memerlukan waktu karena harus melalui sejumlah tahapan. "Tahapannya mulai dari pengadaan lahan, rekayasa dan disain, pembangunan fasilitas produksi hingga pembangunan jalur pipa ke Tuban," katanya.Namun, Deva mengatakan, pihaknya belum memulai pengadaan lahan. "Kami baru akan mulai sosialisasi sekitar awal tahun depan," katanya.Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro meminta agar ExxonMobil dan Pertamina menyampaikan hambatan yang dihadapi kepada pemerintah, sehingga Blok Cepu bisa segera berproduksi. "Pemerintah sudah berketetapan kalau perlu fast track program ya kita fast track, tapi sampai sekarang mereka belum sampaikan itu. Karenanya, saya anggap sudah berjalan baik," katanya.Tapi agaknya Pertamina dan Exxon belum sepenuhnya merespons tantangan pemerintah ini. Padahal produksi minyak Blok Cepu saat ini tengah ditunggu-tunggu mengingat harga minyak dunia sedang bagus-bagusnya.Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Hestu Bagyo juga mengatakan, produksi minyak Cepu sulit direalisasikan tahun 2008. "Kita ingin langsung ke peak produksi yakni sekitar 165 ribu barel minyak per hari, sehingga baru bisa dicapai akhir 2009," katanya.Hestu melanjutkan, dengan rencana produksi yang langsung besar itu, maka fasilitas infrastruktur yang dibangun juga harus disesuaikan dengan tingkat kapasitas produksinya.Hestu menambahkan, pada tahun 2007, pihaknya akan membor sebanyak empat sumur minyak di Blok Cepu yakni dua sumur di Lapangan Banyuurip dan dua lagi di Lapangan Jambaran dengan investasi sekitar US$ 48 juta.Saat ini, sudah ada tiga sumur di Lapangan Banyuurip yang diketahui memiliki cadangan minyak. Sementara secara keseluruhan, hingga tahun 2009 akan dibor sebanyak 40 sumur.
(mar/ir)