Belum Optimal Serap Gabah Gegara Panen Mundur, Bulog: Kita Andalkan Impor

Belum Optimal Serap Gabah Gegara Panen Mundur, Bulog: Kita Andalkan Impor

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 27 Mar 2024 15:00 WIB
Foto aerial sejumlah petani memanen padi di areal persawahan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (18/3/2024). Petani di daerah itu mulai melakukan panen padi perdana untuk tahun 2024 yang diharapkan mampu menurunkan harga beras di pasaran yang masih mencapai Rp15 ribu-Rp16 ribu/kg pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Ilustrasi/Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
Jakarta -

Perum Bulog mengakui pihaknya masih belum optimal dalam menyerap gabah atau beras dari dalam negeri. Sampai Maret 2024, jumlah serapan baru mencapai 27.000 ton.

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Sonya Mamoriska mengatakan bahwa penyerapan sebetulnya dilakukan untuk menstabilkan harga di hulu dan hilir. Namun, karena panen mundur dan jumlah produksi yang berkurang, ia mengungkap serapan gabah dan beras Bulog saat ini belum optimal.

"Di akhir tahun lalu juga terjadi defisit, sehingga kita juga belum bisa optimal dalam menyerap gabah atau beras dalam negeri. Bisa dilihat di sini kita baru mencapai 27.000 ton sampai dengan bulan Maret, dan kalau dilihat traffic-nya di situ kan memang agak shifting ke kanan karena memang panennya agak mundur. Jadi, kita sangat-sangat mengandalkan dari impor," ungkap Sonya dalam agenda Dialog Publik 'Memastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga Pangan Jelang dan Pasca Lebaran 2024' di Hotel Grandhika, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sonya menjelaskan mulai 2022 sampai 2024, Bulog sudah mengimpor 3,9 juta ton beras berdasarkan penugasan dari pemerintah. Berbagai beras yang ada itu disalurkan untuk berbagai program.

Kemudian, terdapat sejumlah negara yang menjadi asal impor beras, seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. Sonya menjelaskan, bahwa India dulu sempat menjadi sumber impor, tapi saat ini sedang memberlakukan larangan ekspor.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan bahwa Bulog saat ini berhati-hati dalam melakukan impor beras. Hal ini mengingat Indonesia adalah salah satu importir beras terbesar di dunia.

"Harga juga di pasar dunia itu memang cukup melonjak tinggi kemarin ya ketika kita melakukan impor. Apalagi Indonesia sebagai pembeli terbesar di pasar dunia. Begitu kita masuk ke dalam pasar dunia, itu harga akan panas gitu ya, akan segera naik gitu ya. Jadi kita pun juga harus berhati-hati dalam melakukan pembelian masuk ke pasar dunia," pungkasnya.

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads