Raker Bareng Menteri PUPR-Menhub, DPR Wanti-wanti Angka Kecelakaan Mudik Tinggi

Raker Bareng Menteri PUPR-Menhub, DPR Wanti-wanti Angka Kecelakaan Mudik Tinggi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 02 Apr 2024 12:35 WIB
Raker Menhub-Menteri PUPR dan Komisi V DPR
Raker Menhub-Menteri PUPR dan Komisi V DPR - Foto: detikcom/Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Komisi V DPR melakukan rapat kerja (Raker) bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Adapun rapat kali ini membahas persiapan Mudik 2024.

Dalam pembukaan rapat tersebut, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus selaku pemimpin rapat menyampaikan sejumlah agenda dan catatan yang akan dibahas dalam rapat tersebut. Salah satu yang disorotinya ialah angka kecelakaan selama periode arus mudik dan arus balik Lebaran.

Berdasarkan tabulasi data kecelakaan lalu lintas, lanjut Lasarus, tahun 2019 jumlah kecelakaan mencapai 3.857, dengan angka meninggal dunia 883 orang, luka berat 380 orang, dan luka ringan 4.404 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya untuk data tahun 2022, angka kecelakaan naik menjadi 4.333 orang. Terdiri atas angka meninggal dunia yang mengalami penurunan menjadi 745 orang, luka beratnya naik menjadi 580 orang, dan luka ringan 5.408 orang.

Lalu data 2023 lalu menunjukkan, jumlah kecelakaan menurun jadi 3.561 orang. Terdiri atas korban meninggal dunia yanh turun menjadi 534 orang, luka berat turut menjadi 444 orang, dan luka ringan turun 4.938 menjadi.

ADVERTISEMENT

"Walaupun sebut bahasanya menurun, angka ini tinggi pak. Terakhir ini 534 meninggal saat mudik dan balik Lebaran," kata Lasarus, di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2024).

Menurutnya, besaran angka tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah. Harapannya, kondisi ini bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan layanan mudik Lebaran 2024.

"Tahun ini, diperkirakan masyarakat Indonesia yang akan melakukan mobilisasi kegiatan mudik ini berjumlah sekitar 193,67 juta orang. Tentunya hal ini akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan transportasi darat, laut, dan udara," ujar dia.

"Oleh karena itu, keterjaminan faktor keamanan, keselamatan, dan kenyamanan semua sektor pelayanan merupakan hal yang sangat khusus dan serius dari semua pihak yang berwenang," sambungnya.

Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi pokok bahasan dalam rapat kali ini. Antara lain pertama, meningkatkan fungsi pengawasan, penegakan hukum, dan melakukan peningkatan ketersediaan sarana prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, termasuk ketersediaan perlengkapan jalan serta terus meningkatkan kampanye budaya keselamatan berlalu lintas di kalangan pengguna jalan.

Kedua, segera melakukan uji kelayakan atau ramcheck pada semua moda transportasi, baik kapal, pesawat udara, kendaraan darat, serta kereta api sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing, dengan tujuan untuk menjamin dan meningkatkan kelancaran keselamatan, keamanan, dan kenyamanan transportasi.

Ketiga, memastikan kondisi ruas-ruas jalan nasional, jalan strategis dan jalan tol dalam kondisi mantap, sehingga pengguna jalan tidak menemui kendala pada saat berkendara, termasuk segenap perlengkapan. Menyangkut hal ini, Lasarus mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan sejumlah penekanan saat rapat evaluasi mudik Nataru kemarin, salah satunya menyangkut kelengkapan di sarpras jalan tol.

"Kemarin saya agak sedikit mengungkapkan kekecewaan saya terkait dengan ada beberapa tol yang sebetulnya usianya sudah tua, kemudian sudah dikelola dengan lama tapi di laporan Korlantas kepada kami masih banyak terdapat kekurangan sarpras yang sebagaimana diamanatkan dalam standar pelayanan minimum jalan tol. Mudah-mudahan hal ini bisa dijelaskan oleh Pak Korlantas, apakah dalam persiapan mudik Lebaran tahun ini sudah dilakukan perbaikan," tuturnya.

Lalu yang keempat, penerapan respon time pada upaya pertolongan, ini khusus kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) untuk kiranya siaga dalam rangka kita turut memantau manakala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di darat maupun laut maupun udara.

Poin kelima, meningkatkan koordinasi lintas sektoral dalam rangka kelancaran penyelenggaraan angkutan mudik Lebaran. Kemudian poin keenam, terkait kondisi cuaca yang akan mengiringi situasi atau hari-hari pada saat mudik dan balik Lebaran. Poin yang ketujuh, melakukan analisa yang lebih komprehensif terhadap penanganan arus mudik dan balik Lebaran.

(shc/kil)

Hide Ads