Ada Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diminta Alihkan Program Makan Gratis

Ada Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diminta Alihkan Program Makan Gratis

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 20 Apr 2024 20:45 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyarankan pemerintahan mendatang mengalihkan program bersifat konsumtif menuju program yang lebih produktif untuk memitigasi dampak konflik Iran-Israel. Salah satu contohnya adalah program makan siang gratis.

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, awalnya menjelaskan bahwa harga minyak global pasti terdampak karena konflik Iran-Israel. Sebab, kawasan itu merupakan salah satu produsen minyak terbesar dunia.

Kenaikan harga minyak disebutnya bisa berdampak besarnya anggaran energi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan catatan INDEF, kenaikan harga minyak diprediksi menciptakan defisit fiskal sebesar 2-3%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita tidak bisa memanage anggaran yang ada di APBN, kemungkinan fiskal space kita akan jauh lebih kecil lagi," ucap Esther dalam agenda Diskusi Publik Ekonom Perempuan 'Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global' secara daring, Sabtu (20/4/2024).

Oleh sebab itu, Esther menyarankan pemerintah mengarahkan agar APBN kepada belanja yang lebih produktif, bukan yang konsumtif. Salah satu contoh program yang konsumtif, sebutnya, adalah program makan siang gratis. Anggaran yang produktif berguna untuk menghasilkan pendapatan atau mendorong produktivitas di sektor bisnis yang berdampak positif secara jangka panjang.

ADVERTISEMENT

"Berbagai anggaran belanja agar lebih efektif diarahkan kepada belanja-belanja yang produktif, yang tidak hanya konsumtif seperti masakan siang gratis, itu saya rasa belanja yang konsumtif," tuturnya.

Adapun berbagai saran lainnya, ucap Esther, adalah menguatkan fundamental ekonomi Indonesia dengan meningkatkan ekspor dan devisa negara dari berbagai sektor. Sektor pariwisata dan ekspor komoditas non-migas pun disebutnya adalah beberapa sektor perekonomian yang bisa digenjot.

Selain itu, dia juga menyarankan agar pemerintah bisa mengurangi ketergantungan impor dari berbagai negara luar. Sebab karena impor, Indonesia bisa lebih rentan terhadap situasi geopolitik yang terjadi di berbagai negara.

"Kalau kita ketergantungannya lebih kecil maka saya rasa apapun yang terjadi tidak akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri atau kita bisa meminimalkan apa dampak yang terjadi di global," pungkasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads