Jurus Kementan Kendalikan Harga Bawang Merah Setelah Lebaran

Jurus Kementan Kendalikan Harga Bawang Merah Setelah Lebaran

Hana Nushratu Uzma - detikFinance
Rabu, 24 Apr 2024 09:00 WIB
Ilustrasi Petani Bawang Merah
Foto: Kementan
Jakarta -

Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura melakukan berbagai langkah strategis untuk mengendalikan harga bawang merah yang naik pasca Idul Fitri.

Langkah-langkah stategis tersebut antara lain mengoptimalkan pasokan dari champion, percepatan tanam dengan memberi bantuan benih di lokasi terdampak banjir, serta menyelenggarakan Gelar Bawang Merah Murah untuk masyarakat.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Andi Muhammad Idil Fitri mengungkapkan permintaan bawang merah jelang dan pasca Lebaran tahun ini cenderung lebih tinggi. Sementara, saat ini situasi Pasar Induk dan retail masih belum stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pedagang banyak yang mudik. Tenaga kerja rogol, pengirim, distributor, bandar hingga pengecer belum sepenuhnya beraktivitas normal, sehingga pasokan belum bisa maksimal," ujar Idil dalam keterangannya, Rabu (24/4/2024).

"Sementara permintaan di bulan Syawal masih cukup tinggi. Kondisi ini secara psikologi pasar langsung memicu kenaikan harga," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Idil melanjutkan untuk pasar Jabodetabek, masyarakat cenderung memilih bawang merah jenis Bima Brebes. Namun, pada Februari-Maret lalu, lebih dari 7.500 hektare lahan bawang merah di sepanjang Pantura Jawa seperti Brebes, Kendal, Demak, Pati, Grobogan, hingga Probolinggo terdampak banjir.

Bahkan, sekitar 2.500 hektare di antaranya mengalami puso atau mati sebelum masuk umur panen.

"Kondisi tersebut membuat pasokan bawang merah jenis Bima Brebes dari sentra utama Jawa menjadi terganggu. Dalam 10 hari ke depan, kita prediksi harga sudah berangsur normal, seiring dengan makin banyaknya panen di beberapa daerah sentra utama seperti Solok, Enrekang, Bima, Bandung, dan Garut," jelas Idil.

"Bulan Mei juga sudah ada jadwal panen raya di Nganjuk. Untuk Brebes Raya, diperkirakan Juni sudah mulai panen kembali," tambahnya.

Terkait peran serta petani dalam menghadapi kondisi kenaikan harga ini, Idil menyatakan petani ingin harga dan produksi selalu stabil namun tetap menguntungkan, baik bagi petani maupun konsumen.

"Saat harga bagus, tentu momentum ini yang diharapkan petani. Kita ingat bahwa petani bawang merah ini berbulan-bulan kemarin mengalami harga rendah, bahkan di bawah BEP," terang Idil.

"Namun, jika harga terlalu tinggi, petani juga tidak nyaman. Petani ingin harga yang wajar, stabil, dan menguntungkan," sambungnya.

Idil menambahkan kondisi stabil akan memotivasi petani untuk terus menanam bawang merah. Tidak hanya melakukan langkah upaya untuk stabilisasi harga, Ditjen Hortikultura juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah di dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan nasional.

"Ditjen Horti terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri, meskipun secara kumulatif tahunan produksi nasional kita sudah cukup bahkan surplus. Langkah-langkahnya antara lain melalui fasilitasi bantuan saprodi, penumbuhan sentra baru, dan sinergi pemasaran dengan champion," kata Idil.

"Kita juga dorong fasilitasi gudang penyimpanan yang dilengkapi coldstorage melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)," pungkasnya.

(akd/ega)

Hide Ads