Intip 'Kantong' Pemda di Tengah Wacana Bangun MRT Sampai Tangsel

Intip 'Kantong' Pemda di Tengah Wacana Bangun MRT Sampai Tangsel

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 24 Apr 2024 14:39 WIB
Pekerja berjalan di terowongan proyek CP 201 (Stasiun Thamrin-Stasiun Monas) fase 2A MRT Jakarta di dekat Stasiun Monas, Jakarta, Kamis (18/1/2024). Berdasarkan data PT MRT Jakarta per 25 Desember 2023, pembangunan CP 201 mencapai 67,26 persen, sementara CP 202 (Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar) 23,81 persen dan CP 203 (Stasiun Glodok-Kota) 42,97 persen.
Foto: Antara Foto/Aditya Pradana Putra
Jakarta -

Peluang tersambungnya moda transportasi MRT hingga ke Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali terbuka. Pembangunan proyek ini disebut-sebut akan menggunakan anggaran dari Pemerintah Daerah (Pemda), entah itu Pemprov Banten maupun Pemkot Tangerang Selatan.

Meski begitu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai anggaran pemda tidak akan cukup untuk membangun proyek ini. Sebab proyek transportasi umum ini dapat menelan biaya hingga triliunan rupiah.

"Saya kira kalau anggaran Pemda nggak cukup itu, bangun MRT tuh mahal. (Pembiayaan) mesti dibantu Pusat, (anggaran) Pemda nggak cukup lah," kata Djoko saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak mampu, anggarannya (Pemda) nggak akan mampu. Lihat saja MRT berapa biaya (pembangunannya) per kilometer, berapa triliun itu kan," tegasnya lagi.

Disebut tidak cukup untuk membangun MRT, memang berapa anggaran Pemprov Banten dan Pemkot Tangerang Selatan?

ADVERTISEMENT

Anggaran Pemprov Banten

Berdasarkan pemberitaan dalam situs resmi Pemprov Banten, disebutkan besaran anggaran Pemprov telah tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2023 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024.

Dalam aturan itu disebutkan total keseluruhan jumlah Pendapatan untuk APBD Banten 2024 sebesar Rp 11.746.009.406.039 (Rp 11,74 triliun). Sedangkan untuk total jumlah belanja APBD Banten sebesar Rp 11.866.009.406.039 (Rp 11,86 triliun) dengan defisit sebesar Rp 120 miliar.

Anggaran belanja itu sudah termasuk Belanja Daerah yang meliputi belanja pegawai, barang dan jasa, bunga hingga bantuan sosial. Kemudian Dana tersebut juga sudah termasuk dalam belanja modal, belanja tak terduga, dan belanja transfer.

Artinya hanya sebagian dari Rp 11,86 triliun saja yang bisa digunakan untuk membangun sarana dan prasarana transportasi umum saja jika diperlukan. Dana ini tentu tidak akan cukup mengingat proyek pembangunan MRT membutuhkan dana hingga puluhan triliun rupiah.

Seperti contoh pada proyek MRT Fase 2 yang pada awalnya akan dibangun dengan biaya sekitar Rp 22,5 triliun. Namun dalam proses pengerjaannya, biaya pembangunan membengkak jadi Rp 25,3 triliun karena adanya kenaikan harga bahan (raw material) pasca Covid-19.

Anggaran Pemkot Tangerang Selatan

Berdasarkan pemberitaan Antara pada November 2023 lalu, disebutkan rencana belanja daerah APBD Tangerang Selatan 2024 disepakati sebesar Rp 5,38 triliun lebih. Angka ini sekitar Rp 130 miliar lebih besar jika dibandingkan dengan rencana awal sebesar Rp 5,25 Triliun.

Sedangkan target pendapatan asli daerah atau PAD sebesar yang disetujui DPRD setempat berada di angka Rp 4,74 triliun. pendapatan APBD Tangerang Selatan tahun ini mengalami kenaikan sebesar Rp 190 miliar atau 4,17% dibandingkan rencana awal.

"Sementara defisit Rp 510 miliar ditutup dari APBD 2023," kata Wali Kota Arief dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Tangerang, November 2023 lalu.

Sama seperti Pemprov Banten, Kota Tangerang hanya bisa menggunakan sebagian dari anggaran belanja daerah sebesar 5,38 triliun untuk membangun MRT jika benar terjadi. Artinya dana ini tentu tidak akan cukup.

Lihat juga Video 'Bikin Macet, Ini Penampakan Jalan Ambles di Kawasan Olimo Jakarta Barat':

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)

Hide Ads