Setoran Negara Seret, APBN Masih Surplus Rp 8,1 T

Setoran Negara Seret, APBN Masih Surplus Rp 8,1 T

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 26 Apr 2024 10:09 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih surplus.
Foto: Amel/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih surplus Rp 8,1 triliun hingga kuartal I atau Maret 2024. Nilai itu setara dengan 0,04% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Surplus APBN ini berarti pendapatan negara lebih besar dibanding jumlah pengeluaran atau belanja negara. Keseimbangan primer juga tercatat surplus Rp 122,1 triliun.

"Posisi APBN kita masih surplus Rp 8,1 triliun atau 0,04% terhadap PDB. Dari sisi keseimbangan primer surplus Rp 122,1 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Jumat (26/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci dijelaskan, pendapatan negara hingga akhir Maret 2024 terkumpul Rp 620,01 triliun atau turun 4,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pendapatan itu berasal dari pajak, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Ada penurunan 4,1%. Seperti diketahui bahwa 2022, 2023 growth dari penerimaan negara itu sangat tinggi. Jadi dalam hal ini penurunan 4,1% yoy," jelas Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Dari sisi belanja negara, pemerintah telah menghabiskan Rp 611,9 triliun sampai akhir Maret 2024. Realisasi itu terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.

"Dari sisi belanja Rp 611,9 triliun atau 18,4% dai pagu tahun ini sudah dibelanjakan. Kalau kita lihat belanja kuartal I ini 18% kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Ini berarti ada belanja-belanja yang cukup on boarding seperti penyelenggaraan pemilu," imbuhnya.

Kinerja APBN sampai kuartal I-2024 ini disebut masih tetap on track. "Namun perlu diwaspadai perlambatan dan normalisasi ke depannya," katanya.

(aid/rrd)

Hide Ads