Sri Mulyani Sebut Ekonomi Global Bakal Stagnan Tahun Ini

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Global Bakal Stagnan Tahun Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 26 Apr 2024 13:03 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengumumkan APBN masih surplus Rp 22,8 triliun per 15 Maret 2024. Pengumuman disampaikan dalam jumpa pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kondisi ekonomi global diproyeksikan akan stagnan pada tahun ini. Faktor terbesar yang mendorong kondisi tersebut ialah gejolak geopolitik global karena konflik Israel-Iran.

Tensi geopolitik global ini memberikan tekanan terhadap harga komoditas global mulai dari harga komoditas seperti minyak dunia, nilai tukar mata uang, inflasi, hingga suku bunga global. Begitu pula dengan nilai tukar rupiah yang sempat menembus Rp 16.200/US$ akibat kebijakan pengetatan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve.

"Kondisi global environment dapat disampaikan menyebabkan proyeksi ekonomi dunia cenderung stagnan pada level yang rendah. Dan belum ada faktor yang mendorong gerak untuk tahun 2024," kata Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Bulan April 2024, di Kantor Kemenkeu, Jumat (26/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani mengatakan, kondisi geopolitik global masih dan bahkan menjadi headline dari pembahasan bersama para pemimpin dunia. Bahkan kondisi ini menjadi fokus utamanya untuk para pembuatan kebijakan. The Fed sendiri dikabarkan masih akan menunda penurunan suku bunganya.

"Market tadinya memiliki harapan penurunan suku bunga bisa terjadi tahun 2024 ini secara beberapa kali. Dengan data terbaru, nampaknya harapan market tidak terpenuhi karena nampaknya Federal akan menjaga policy rate-nya dan mungkin penurunan baru akan terlihat apabila data sisi gross labor maupun inflasi telah pada kondisi yang meyakinkan mereka bisa melakukan adjustment," terangnya.

ADVERTISEMENT

"Dengan situasi ini maka muncul ekspektasi yang harus diubah. Dengan perubahan ini terjadi pergerakan yield US Treasury yang masih meningkat dan juga dolar indeks yang meningkat. Kalau dolar kuat mata uang negara lainnya akan melemah," sambungnya.

Lebih lanjut, ia pun memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi berdasarkan ramalan International Monetary Fund (IMF). Diprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2%, tak berubah dari kondisi pertumbuhan 2023 yang juga sama 3,2%.

"Ini akan stagnan dari tahun lalu. Lembaga lain seperti OECD bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di bawah level yang diprediksi IMF alias 2,9%, sedangkan Bank Dunia lebih rendah lagi," ujar dia.

Sedangkan untuk Indonesia sendiri, diproyeksikan pertumbuhannya tetap di level 5,0%. Sementara itu, untuk 2025 Sri Mulyani mengatakan IMF memprediksi ekonomi Indonesia 5,1%.

"Situasi global yang cenderung melemah dan tekanan yang bertubi dari harga komoditas, inflasi, dan suku bunga tentu akan mempengaruhi kinerja seluruh dunia terutama manufaktur. Indonesia masih dalam situasi ekspansif dan pada level yang cukup baik," pungkasnya.

Simak juga Video: Perputaran Ekonomi Indonesia di Lebaran 2024 Ditaksir Tembus Rp 369 T

[Gambas:Video 20detik]




(shc/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads