Adidas Geber Produksi buat Capai Target Penjualan

Adidas Geber Produksi buat Capai Target Penjualan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 03 Mei 2024 15:32 WIB
Sejumlah orang berlalu lalang di depan toko Adidas di Manhattan, New York City, Selasa (25/10/2022). Adidas merupakan brand pakaian olahraga besar dari Jerman.
Ilustrasi Adidas - Foto: Getty Images/Spencer Platt
Jakarta - Adidas bakal menggeber produksi demi mencapai target penjualan tahun ini. Sejumlah produk seperti Samba dan Gazzele dengan beragam warna akan ditingkatkan jumlah produksinya.

Dikutip dari Reuters, CEO Adidas Bjorn Gulden menyebutkan naiknya penjualan mulai terlihat sejak awal tahun lalu. Terjadi kenaikan penjualan sepatu hingga jutaan pasang sepatu setiap bulannya. Karena itulah perusahaan ingin menggeber kembali popularitas mereka.

Gulden menyebutkan penjualan pada kuartal pertama untuk beberapa jenis sepatu seperti Samba, Gazzelle dan Spezial dibanderol mulai dari US$ 90 atau setara dengan Rp 1,44 juta (asumsi kurs Rp 1,44 juta) ke atas. Untuk edisi khusus atau kolaborasi bisa dibanderol hingga US$ 350 atau setara dengan Rp 5,6 juta.

Investor dan analis mengamati dengan cermat tanda-tanda Adidas menjadi terlalu bergantung pada sepatu tersebut, setelah berakhirnya bisnis Yeezy. Adidas mengalami kerugian tahun lalu untuk pertama kalinya dalam 30 tahun setelah perusahaan putus kontrak dengan rapper Kanye West.

Adidas Samba memenangkan penghargaan Shoe of the Year dari Footwear News 2023. Ini merupakan kemenangan kemenangan pertama untuk merek tersebut sejak Yeezy Boost 350 pada tahun 2015.

Analis Bernstein, Aneesha Sherman memperkirakan sepatu-sepatu itu akan menghasilkan penjualan sebesar 1,5 miliar euro (US$1,61 miliar) tahun ini, sekitar 7% dari keseluruhan pendapatan Adidas dan mendekati 1,7 miliar euro yang dihasilkan Yeezy pada puncak penjualannya. Ia memperkirakan penjualan terrace shoes kemungkinan akan mencapai puncaknya di semua wilayah pada tahun ini.

"Jelas dan jelas, tren ini tidak akan bertahan selamanya," kata Thomas Joekel, manajer portofolio di manajer aset Union Investment yang berbasis di Frankfurt, yang memegang saham Adidas.

"Pada akhirnya, konsumenlah yang memutuskan, dan perusahaan seperti Nike atau Adidas harus tangkas mengikuti tren ini," katanya.

(acd/kil)


Hide Ads