Terungkap Biang Kerok Harga Beras Mahal Meski Masuk Masa Panen

Terungkap Biang Kerok Harga Beras Mahal Meski Masuk Masa Panen

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 04 Mei 2024 14:00 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memberikan keterangan pers di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Harga beras di pasaran masih terpantau tinggi. Padahal, harga gabah telah turun seiring terjadinya panen raya selama April hingga Mei.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan kondisi tersebut terjadi karena pasokan dijaga pedagang untuk persiapan saat musim panen berikutnya tak sebagus prediksi. Jika panen tidak sebagus prediksi ditakutkan terjadi kesulitan stok beras lagi.

"Kalau kita sekarang bisa memperkirakan bahwa pada musim yang akan datang mungkin panen tidak sebaik yang diharapkan atau berisiko tidak sebaik yang diharapkan, berarti pedagang juga tahu," kata dia ditemui di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2024) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalah kedua, pengaruh geopolitik yang mempengaruhi kurs atau nilai tukar. Kondisi-kondisi tersebut diyakini mempengaruhi juga harga beras internasional.

"Pedagang juga tahu itu, jadi tampaknya teman-teman di ritel itu memperhitungkan faktor-faktor tadi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bayu mengatakan ke depan stabilisasi harga beras digenjot melalui ritel. Dengan cara itu diyakini sebagai cara mengintervensi harga beras di pasaran selain bantuan pangan beras

"Jadi kita amankan harga petani jangan sampai mereka menjadi merugi tapi pada saat yang sama punya intervensi yang non bantuan pangan. Karena bantuan pangan itu adalah untuk kelompok masyarakat yang relatif berpendapatan rendah," terangnya.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan pukul 20.00 WIB semalam, harga rata-rata beras premium masih di level tinggi Rp 15.640/kg turun dari sepekan lalu Rp 15.800/kg dan jenis medium 13.540/kg yang turun Rp 13.620/kg. Angka itu jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang telah direlaksasi sementara untuk premium Rp 14.900/Kg dan medium Rp 12.500/Kg.

Sementara harga gabah yang sempat Rp 8.000/kg, kini telah turun ke level Rp 5.770/kg. Angka ini lebih rendah dari harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya Rp 5.000/kg difleksibelkan menjadi Rp 6.000/kg.

(ada/ara)

Hide Ads