Dikutip dari The Guardian, Sabtu (4/5/2024), J&J menghentikan penjualan bedak bayinya di Amerika Utara pada 2020 dan di seluruh dunia pada 2023. Perusahaan kini menjual susu formula berbahan tepung maizena, meski tetap menekankan keamanan pada produk bedak talek (talcum powder/talc).
Talc adalah adalah mineral alami yang dapat muncul bersamaan dengan asbes di tambang. Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Reuters dan New York Times, J&J disebut mengkhawatirkan keberadaan asbes dalam produk tac mereka selama beberapa dekade. Namun, mereka berusaha merahasiakan informasi tersebut dari publik.
Walhasil, kesepakatan damai yang disiapkan J&J memungkinkan perusahaan menyelesaikan tuntutan hukum melalui pengajuan kebangkrutan ketiga pada anak perusahaannya. Untuk menyelesaikan usulan penyelesaian, 75% penggugat yang mengaku dirugikan oleh produk talc J&J harus menyetujui kesepakatan tersebut. Mereka akan melakukan voting selama tiga bulan.
Jika para penggugat sepakat berdamai, J&J bakal menyelesaikan semua klaim kanker ovarium saat ini dan di masa depan terhadap produk-produknya yang mencakup sekitar 99% tuntutan hukum terkait talc yang diajukan terhadap perusahaan tersebut. Sebanyak 54.000 tuntutan hukum pun dipusatkan di proses pengadilan federal di New Jersey yang disebut sebagai upaya litigasi multi-distrik.
J&J, yang menyatakan bahwa produknya tidak mengandung asbes dan tidak menyebabkan kanker, mengatakan penyelesaian lewat kesepakatan damai sudah didukung mayoritas pengacara yang mewakili penggugat yang mengajukan tuntutan hukum kanker terhadap perusahaan.
J&J mengatakan pihaknya yakin kesepakatan tersebut akan mencapai ambang batas dukungan sebesar 75% yang diperlukan untuk penyelesaian kebangkrutan yang akan mengakhiri seluruh litigasi, menghentikan tuntutan hukum di masa depan, dan mencegah orang-orang memilih keluar dari kesepakatan tersebut untuk melanjutkan tuntutan hukum secara terpisah. (fdl/fdl)