Pada April 2024, Tesla dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ribuan karyawannya. Kini, perusahaan menggelontorkan lebih dari US$ 500 juta atau senilai Rp 8 triliun (kurs Rp 16.055) untuk investasi di charging station.
Tesla (TSLA. O) berencana akan menghabiskan lebih dari $ 500 juta tahun ini untuk memperluas jaringan pengisian cepatnya. Hal ini dinyatakan CEO Tesla, Elon Musk, pada hari Jumat (10/5/2024) kepada Reuters, beberapa hari setelah tiba-tiba memberhentikan karyawan.
"Hanya untuk menegaskan kembali: Tesla akan menghabiskan lebih dari $ 500 juta memperluas jaringan Supercharger kami untuk membuat ribuan pengisi daya baru tahun ini," kata Musk dalam sebuah posting di platform media sosialnya X.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu hanya di situs baru dan ekspansi, tidak termasuk biaya operasi, yang jauh lebih tinggi," katanya.
Baca juga: Elon Musk PHK Pegawai Senior di Tesla |
Musk mengatakan bahwa Tesla berencana memperluas jaringan Supercharger dengan pembangunan lebih lambat di beberapa lokasi baru. Perusahaan pembuat kendaraan listrik turut mengadopsi standar pengisian Standar Pengisian Amerika Utara Tesla. Hal ini membuat supercharger perusahaan menjadi standar baru di industri tersebut dan mengorbankan sistem pengisian gabungan saingan.
Keputusan Musk untuk memusnahkan tim pengisian kendaraan listrik dianggap mengacak rencana peluncuran stasiun pengisian cepat baru. Hal tersebut juga menunda upaya Presiden AS, Joe Biden, dalam mengelektrifikasi jalan raya AS.
Sementara itu, pemerintahan Biden telah membagikan US$ 5 miliar (Rp 80,2 triliun) kepada negara-negara bagian untuk membangun 500.000 pengisi daya kendaraan listrik. Program in dijalankan selama lima tahun lamanya.
Program tersebut merupakan bagian dari program infrastruktur kendaraan listrik nasional. Tesla menjadi salah satu pemenang terbesar dari dana federal sejauh ini.
(eds/eds)