Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar US$ 3,56 miliar. Meski secara keseluruhan surplus, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyebut, defisit terdalam di antaranya disumbang oleh Australia dengan nilai US$ 0,438 miliar.
"Defisit terdalam yang dialami dengan Australia ini didorong oleh komoditas bahan bakar mineral atau HS 27, kemudian biji logam, terak dan abu atau HS 26 dan serealia atau HS 10," katanya dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Defisit selanjutnya disumbang oleh perdagangan dengan Brasil. Pada April 2024, tercatat defisit sebanyak US$ 0,388 miliar.
Berdasarkan catatannya, defisit ini disumbang oleh komoditas gula dan kembang gula yang diimpor dari Brasil. Kemudian, disumbang oleh impor ampas dan sisa industri makanan.
"Kemudian juga HS 23 yaitu ampas atau sisa industri makanan," katanya.
Defisit selanjutnya disumbang oleh perdagangan dengan Jerman di mana pada April 2024 ini tercatat sebesar US$ 0,155 miliar.
(kil/kil)