Viral video di Instagram, petani jagung di Mamuju, Sulawesi Barat, menangis lantaran harga jagung anjlok. Dalam unggahan tersebut, seorang perempuan menangis meraung di hamparan jagung yang sedang di jemur.
Melansir dari akun Instagram @daen******, perempuan itu menangis sambil berteriak harga jagung yang murah.
"Kenapa harga jagung murah sekali ini, kenapa?" teriak perempuan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengatakan pihaknya telah turun tangan menuju lokasi perempuan dalam video. Berdasarkan informasi yang didapatnya, di lokasi tersebut tidak ditemukan harga jagung di bawah harga acuan pembelian (HAP) yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 5.000/kg.
Bahkan rumah perempuan dalam video tidak ditemukan panen jagung yang melimpah. Yang ditemukan pihaknya hanya 20 kilogram jagung.
"Bulog langsung nyamperin kesana, ternyata memang tidak ditemukan harga jagung segitu. Bahkan Bulog di sana bilang bukan ada hamparan, tapi cuma ada 20 kg," kata Febby saat ditemui di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (17/5/2024).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan apabila ada kejadian yang serupa, lebih baik melaporkan kepada Bulog atau Badan Pangan setempat agar bisa diserap.
"Sebaiknya kalau seperti itu langsung kasih tahu aja lokasinya dimana, termasuk Mamuju, jadi bukan diviralkan. Kasih aja badan pangan/Bulog setempat supaya bisa kita serap," katanya.
Dia bilang karena jumlah titik panen banyak, pihaknya tidak bisa langsung memonitor atau mengawasi semua. Untuk itu, pihaknya juga perlu bantuan dari masyarakat.
Di sisi lain, Bapanas telah mengantisipasi harga jagung yang anjlok dengan menaikkan harga HAP dari Rp 4.200/kg menjadi Rp 5.000/kg. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menghargai usaha petani jagung.
"Untuk antisipasi sudah menaikkan harga dari sebelumnya Rp 4.200 tahun ini Rp 5.000. Harus memperhatikan agroinput sehingga produk tanaman pangan seperti jagung harus hargai petani," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam dua bulan terakhir, Bulog telah menyerap sebanyak 10.000 ton jagung dari petani. Serapan itu berasal dari Dompu, NTB dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara masing-masing 5.000 ton.
(eds/eds)










































