Top! 46% Direksi dan Kepala Bagian di Sampoerna Diisi Perempuan

Top! 46% Direksi dan Kepala Bagian di Sampoerna Diisi Perempuan

Hana Nushratu - detikFinance
Senin, 20 Mei 2024 15:12 WIB
HM Sampoerna
Foto: HM Sampoerna
Jakarta -

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyebut nilai keberagaman, kesetaraan dan inklusivitas dalam bingkai meritokrasi telah membantu perusahaan yang pada tahun ini genap 111 tahun. Berkat nilai-nilai itu, Sampoerna mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan bisnis yang dinamis.

Presiden Direktur Sampoerna Ivan Cahyadi mengatakan, keberagaman latar belakang, gender, ras dan lainnya telah menjadi hal mutlak di Sampoerna. Menurutnya, perusahaan yang berdiri pada 1913 itu dapat bertahan selama lebih dari satu abad karena memiliki talenta dengan beragam latar belakang sehingga bisa memecahkan masalah yang juga beragam.

"Kami percaya setiap individu berhak mendapatkan kesempatan yang adil, tanpa memandang gender, ras, agama, atau latar belakang lainnya " ujarnya kepada media belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk pada Laporan Keberlanjutan 2023, persentase perempuan yang mengisi jabatan direktur dan kepala bagian mencapai 46,03%, naik dari posisi 39,06% pada tahun 2022. Sampoerna memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk menempati posisi strategis.

Hal itu sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan perusahaan, yang mewakili penciptaan nilai bagi para pemangku kepentingan utama, di mana salah satunya adalah para karyawan. Sampoerna berkomitmen untuk terus menciptakan tempat kerja yang inklusif dan beragam, di mana semua karyawan merasa dihargai dan dihormati.

ADVERTISEMENT

Ivan melanjutkan, salah satu contoh dan bukti penerapan prinsip keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas yang berada dalam bingkai semangat meritokrasi ialah perjalanan kariernya yang dirintis dari bawah hingga menjadi pucuk pimpinan Sampoerna.

"Saya bukan siapa-siapa, bukan dari kalangan mana-mana dan meniti karier dari bawah. Keberagaman di Sampoerna itu mutlak. Perusahaan bisa bertahan 111 tahun karena selalu punya orang yang tepat yang datang dari keberagaman dan kesetaraan," paparnya.

Sekedar catatan, Ivan memulai kariernya di Sampoerna pada 1996 sebagai Management Trainee. Perpindahan tugas ke beragam divisi dan berbagai pelatihan telah membantu lulusan Universitas Surabaya (Ubaya) itu secara bertahap dipercaya pada tugas-tugas besar hingga saat ini.

Jadi Pusat Pengembangan Talenta

Sampoerna juga menjadi tempat bagi talenta-talenta Philip Morris International (PMI), induk perusahaan Sampoerna, dari berbagai belahan dunia untuk mengembangkan diri. Saat ini, banyak talenta PMI yang berkesempatan melihat dari dekat proses bisnis dan praktik kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas di Tanah Air.

Pada saat bersamaan, talenta asal Indonesia juga berkarier di sejumlah afiliasi PMI di seluruh dunia. Menurutnya, Sampoerna membantu memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada para karyawannya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya, termasuk melalui job rotation, pelatihan, dan lainnya.

Ivan menyebut salah satu talenta Sampoerna yang seangkatan dengan dirinya yakni Mimi Kurniawan saat ini dipercaya menjabat sebagai Chief Diversity Officer Philip Morris International. Hal itu, katanya, tidak lepas dari keragaman dan kesetaraan di Sampoerna yang tumbuh seiring sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai informasi, komitmen Sampoerna dalam menerapkan keberagaman telah berbuah berbagai penghargaan. Sampoerna, misalnya, telah mempertahankan penghargaan EQUAL-SALARY sejak 2018, yang menjamin kesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama.

"Langkah-langkah ini menegaskan dedikasi kami dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil bagi semua," kata Ivan.

Pada tahun ini, Sampoerna, untuk ketiga kalinya, kembali dinobatkan sebagai salah satu LinkedIn Top Companies 2024. Penghargaan ini mempertimbangkan beberapa hal, seperti aspek perkembangan karier, peluang karyawan dipromosikan dan penambahan keahlian baru.

Berkaca dari pengalaman berkarier selama 27 tahun di Sampoerna, Ivan menyebut perusahaan tidak hanya memberikan kesempatan berkarier tetapi juga membantu pengembangan diri.

Sampoerna menyediakan banyak pelatihan yang terkait dengan core skill atau yang terkait dengan pengembangan dengan pendekatan manajemen kinerja dan skills for future atau program pembelajaran yang menyediakan sertifikasi dari lembaga eksternal.

"Syarat karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan cuma satu, harus lulus," tegasnya.

Untuk memberikan pelatihan bagi karyawan, Sampoerna bekerja sama dengan sejumlah lembaga kredibel di dalam dan luar negeri guna meningkatkan kemampuan dan kapasitas. Sampoerna ingin membantu karyawan mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga bisa berkontribusi bagi perusahaan dan masyarakat.

Hal serupa juga dilakukan bagi karyawan untuk mempersiapkan masa purna tugas melalui program Holistic Program for Employability (HOPE) yang menyediakan berbagai pelatihan, dari manajemen keuangan hingga kewirausahaan.

Ivan melanjutkan, praktik keberagaman, kesetaraan dan inklusivitas dilakukan dalam semangat meritokrasi. Dia mengaku termasuk salah satu tim perumus praktik meritokrasi Sampoerna ketika awal kariernya.

Prinsip utama praktik meritokrasi Sampoerna, jelasnya, ialah tidak hanya menilai apa yang dicapai karyawan tetapi juga bagaimana proses yang dilakukan melalui penilaian atau kalibrasi berjenjang sehingga memastikan meritokrasi dilaksanakan dengan jelas.

"Meritokrasi itu sudah sehari-hari. Kami berupaya menata bagaimana Sampoerna menjadi lingkungan kerja yang inklusif, tidak memandang latar belakang, semua punya kesempatan yang sama," imbuhnya.




(hnu/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads