Perusahaan media sosial milik Donald Trump, Trump Media & Technology Group (DJT), melaporkan kerugian sebesar US$ 327,6 juta atau setara Rp 5,24 triliun (kurs Rp 16.000) selama kuartal I 2024. Perusahaan juga tercatat menghasilkan pendapatan yang sangat sedikit.
Dikutip dari CNN Business, Selasa (21/5/2024), kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh kerugian US$ 210.300 atau setara Rp 3,36 miliar setahun sebelumnya terkait dengan kesepakatan, yang akhirnya membuat perusahaan tersebut go public awal tahun ini. Perusahaan juga menyalahkan kerugian tersebut pada biaya non tunai akibat konversi surat promes dan penghapusan kewajiban sebelumnya.
Trump Media melaporkan kerugian operasional kuartal I 2024 sebesar US$ 12,1 juta atau setara Rp 193,6 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh pembayaran satu kali terkait dengan penutupan mergernya dengan perusahaan cek kosong awal tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Trump Media hanya menghasilkan pendapatan US$ 770,500 atau setara Rp 12,32 miliar, menandai kuartal kedua berturut-turut di mana total pendapatannya kurang dari US$ 1 juta.
"Saya sangat menekankan betapa tidak biasa bagi perusahaan dengan pendapatan kecil untuk memiliki penilaian setinggi ini," kata ahli strategi pasar IPO senior di Renaissance Capital, Matthew Kennedy, kepada CNN.
Dalam siaran persnya, Trump Media mengatakan bahwa pada tahap awal pengembangannya, perusahaan tetap fokus pada pengembangan produk jangka panjang, daripada pendapatan triwulanan. Perusahaan ini mengakui bahwa bisnis periklanannya baru saja mulai berjalan dan menyatakan keyakinannya bahwa produk baru seperti streaming akan meningkatkan kinerjanya di masa depan.
"Tetapi jika mereka tidak fokus pada pendapatan, maka investor publik tidak akan bisa berbuat banyak. Metrik apa yang bisa kita lihat? Bagaimana investor dapat menentukan apakah perusahaan berada di jalur yang benar?," ujar Kennedy.
Sebelumnya, Trump Media mengatakan bahwa mereka memiliki uang tunai yang cukup untuk mendanai bisnis tersebut di masa mendatang. Perusahaan mencatatkan saldo kas sebesar US$ 274 juta atau setara Rp 4,38 triliun pada akhir Maret, jumlah yang didorong oleh kesepakatannya untuk go public.
"Setelah proses selama bertahun-tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami telah menyelesaikan merger dan menghilangkan sebagian besar biaya terkait merger, menjadikan Perusahaan memiliki modal yang besar dan didukung oleh banyak pemegang saham ritel yang percaya pada misi kami untuk menyediakan layanan gratis," kata CEO Trump Media Devin Nunes dalam sebuah pernyataan. `
Nunes bahkan mengatakan, saldo kas Trump Media memberi peluang bagi perusahaan untuk menjajaki potensi merger dan akuisisi. Para ahli mengatakan, harga saham Trump Media tidak masuk akal mengingat kinerja keuangan perusahaan dan jejaknya yang kecil di media sosial. Terlepas dari banyaknya keriuhan untuk pencatatan publik pada awal tahun ini, Truth Social tetap menjadi pemain yang sangat kecil di media sosial.
Menurut firma riset pasar Sameweb, pada bulan April, jejaring sosial yang ramah konservatif ini mengalami penurunan rata-rata pengguna aktif harian AS di iOS dan Android sebesar 19% dari tahun ke tahun menjadi hanya 113.000. Saingannya X (dulunya Twitter) memiliki lebih dari 34 juta pengguna di iOS dan Android, sedangkan Instagram Threads memiliki 3,5 juta pengguna.
Simak juga Video: Trump Minta Biden Dites Narkoba Sebelum Debat Capres