Ekspor Furnitur Sempat Lesu, Begini Jurus Biar Moncer Lagi

Ekspor Furnitur Sempat Lesu, Begini Jurus Biar Moncer Lagi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 22 Mei 2024 15:26 WIB
Ilustrasi ekspor global
Ilustrasi ekspor - Foto: Shutterstock
Jakarta -

Sektor Furnitur Indonesia mencatat penurunan kinerja ekspor sebesar 24% year-on-year (yoy) pada tahun 2023 akibat kondisi geopolitik global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor 2023 mencapai US$ 2,2 miliar, turun dari tahun 2022 yang mencapai US$ 2,9 miliar.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat meyakini bahwa Indonesia dapat menggenjot pertumbuhan sektor furnitur. Hal ini berkaca pada besarnya potensi yang Indonesia miliki, ditambah dengan upaya kolektif yang terus dilakukan.

"Meskipun pendapatan industri kita mengalami sedikit penurunan di 2023, Asmindo tetap yakin dan optimistis bahwa Indonesia dapat merebut 1% dari pangsa pasar mebel dunia ke depan," kata Dedy dalam sambutannya di pembukaan Furniture Industry Gathering by IFFINA di Kantor Kemenkop UKM Jakarta Selatan Rabu (22/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asmindo menyasar potensi pasar global untuk furniture yang diproyeksi tembus US$ 766 miliar pada 2024 ini. Ini berarti, potensi pendapatan industri mebel RI bila berhasil menggaet 1% diantaranya yakni sebesar US$ 7 miliar atau setara Rp 112 triliun (kurs Rp 16.000).

"Kami sangat mengharapkan, kami akan berusaha untuk dapatkan 1% saja. Sebetulnya US$ 766 miliar itu produksi, bukan ekspor. Dunia itu memproduksi US$ 766 miliar. Kalau kita di sini bisa 1%, sekitar US$ 7 miliar," ujarnya, dalam konferensi pers usai acara.

ADVERTISEMENT

"Kita bisa bergerak, yang tadinya kita urutan 17 di dunia, Semoga bisa bergerak ke top 10," sambungnya.

Dalam upaya mencapai target tersebut, pihaknya berupaya menggaet dan memperluas pangsa pasar domestik dan mancanegara melalui berbagai program. Salah satunya pengembangan International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) Kofurn di Korea, Index Dubai, serta pelaksanaan IFFINA Indonesia Meubel & Design Expo di September 2024.

"Nanti juga ada di sekitar Desember, kita belum tentukan mau ke mana kita. Memang India, Afrika juga luar biasa. Kita tahu Afrika ada 54 negara dan penduduk 1,8 miliar. Mungkin ini yang akan merebut posisi keempat dunia," ujar Dedy.

Dalam gelaran IFFINA Expo 2024 ini, pihaknya mengharapkan pencapaian yang lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ditargetkan jumlah transaksi yang masuk bisa tembus US$ 500 juta atau setara Rp 8 triliun (kurs Rp 16.000) dan pengunjung mencapai 35.000 atau naik 50%.

"IFFINA tahun ini menargetkan peningkatan transaksi dan peserta lebih banyak, kalau bisa bertambah 50% (jadi 35.000 pengunjung). Karena kita kemarin (IFFINA 2023) yang pertama setelah 6 tahun absen. Semoga yang kedua tambah semangat," jelas dia.

(shc/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads