Suami Kena PHK, Wanita Ini Sukses Rintis Bisnis Berkat Modal dari UMi BRI

Suami Kena PHK, Wanita Ini Sukses Rintis Bisnis Berkat Modal dari UMi BRI

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Rabu, 29 Mei 2024 15:31 WIB
BRI
Foto: dok. BRI
Jakarta - Akses permodalan Holding Ultra Mikro (UMi) telah membantu banyak masyarakat. Warsilah salah satunya, yang merupakan nasabah program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) PNM.

Berkat bantuan modal dari Holding UMi yang dibentuk BRI, Warsilah berhasil bangkit dari keterpurukan dan mengembangkan ekonomi keluarga.

Dia mengatakan kala itu suaminya menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19. Warsilah pun mencoba peruntungan dengan membuka usaha jahit pakaian untuk wanita, pria, dan anak-anak.

Usaha ini dimulai pada tahun 2019 dengan modal awal dari pesangon suami dan penjualan alat jahit di rumah. Berbekal tekad dan kegigihan, Warsilah merintis usahanya seorang diri.

"Ini (usaha) berawal dari PHK suami saya. Kebetulan ada COVID. Dari situ suami terdampak PHK dan saya juga jual alat jahit di rumah. Yang terlibat kebetulan saya sendiri sih. Kebetulan modal dari pesangon. Alhamdulillah waktu itu dapat pesangon dari suami. Saya belikan mesin jahit. Selain jahit kan jual peralatan alat jahit ya saya siapkan stok barang-barang peralatan jahit," urai Warsilah dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5/2024).

Seiring berjalannya waktu, Warsilah mendapatkan saran dari seorang teman terkait program layanan PNM Mekaar untuk pelaku usaha mikro. Program ini memberikan pinjaman modal kepada perempuan prasejahtera untuk mengembangkan usaha mereka.

Mekaar sendiri merupakan salah satu bentuk permodalan berbasis kelompok yang diperuntukkan bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro untuk membuka ataupun mengembangkan usaha.

Akses modal yang mudah dan angsuran ringan menjadi angin segar bagi Warsilah untuk mengembangkan usahanya. Tanpa ragu, Warsilah pun mendaftarkan diri.

Warsilah mengatakan pinjaman dari Holding UMi BRI ia gunakan untuk menambah stok barang di toko, serta membeli peralatan jahit, dan mengembangkan usaha sewa baju. "Ya Alhamdulillah sih meskipun tidak secara langsung. Saya terbantu untuk terus melakukan stok barang di toko saya berkat pinjaman ini," kata dia.

Berkat ketekunan dan strategi yang tepat, usahanya berkembang pesat. Saat ini, setiap bulan Warsilah bisa mengantongi omzet hingga lebih dari Rp 5 juta. Ke depan, dia juga bercita-cita untuk merekrut karyawan dan terus mengembangkan usahanya

"Insyaallah ingin (punya karyawan). Kalau usaha udah seimbang gitu ya. Maksudnya pengeluaran dan pemasukan berjalan lebih teratur," imbuh dia.

Warsilah berharap akses layanan pembiayaan dari Holding UMi BRI ini dapat membantu lebih banyak pelaku ultra mikro seperti dirinya. Apalagi persyaratannya mudah dan tanpa sistem tanggung renteng.

"Harapan saya, PNM Mekaar ini selalu membantu para pelaku usaha seperti saya ini ya. Kebetulan juga jangan terlalu tinggi persyaratannya dan hanya satu aja keluhan saya yaitu tanggungan renteng. Kadang kita kan namanya buka usaha kita udah rajin, eh yang satunya enggak, jadinya tanggung renteng. Jadi kalau bisa kenapa harus begitu," tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan peran Holding UMi telah mendorong pertumbuhan inklusi keuangan nasional. Data BRI Research Institute mencatat posisi inklusi keuangan nasional meningkat menjadi 87,30% pada 2023 atau naik 3,3% dari sebelumnya 84% pada 2022. Sedangkan tingkat kedalaman inklusi keuangan tercatat naik 3,9% menjadi 27,7% pada 2023.

Tingkat inklusi keuangan ini diukur berdasarkan kepemilikan investasi, pinjaman, asuransi dan dana pensiun (Dapen) serta kepemilikan dan penggunaan tabungan.

"Tren peningkatan yang terjadi mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia mulai mengalami peningkatan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk mengambil keputusan dan pengelolaan keuangan dalam mencapai kesejahteraan," pungkas Supari.

(anl/ega)


Hide Ads