Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas menargetkan Kerja Sama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia - EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) akan selesai sebelum ganti masa pemerintahan pada Oktober 2024.
IEU-CEPA merupakan perundingan perjanjian dagang antar Indonesia dengan Uni Eropa. Jika IEU-CEPA bisa ditetapkan maka pasar ekspor Indonesia akan semakin luas. Namun perjanjian itu sejak 2016 sampai saat ini belum diresmikan alias 8 tahun alot.
"Mudah-mudahan sebelum lengser, sebelum lengser bisa kita selesaikan. Mudah-mudahan, ya, sebelum Oktober," kata Zulhas ditemui di kantornya Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (31/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perundingan IEU-CEPA ini akan masuk pada pembahasan putara ke-19. Putaran terbaru ini disebut akan dilaksanakan di Indonesia.
"Saya kejar Juni. Awal Juni ini di sini. Saya minta kepada Pak Djatmiko, Dirijen BPI untuk kita selesaikan sebelum 20 Oktober," tuturnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Intenasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi juga menargetkan perundingan itu bisa rampung tahun ini. Menurutnya dari 21 isu, 10 lagi yang belum disepakati antara Indonesia dengan Uni Eropa.
Isu- isu yang telah berhasil dirundingkan Indonesia dengan Uni Eropa adalah Customs and Trade Facilitation, Trade Reemedies, Economic Cooperation and Capacity Building, Technicial Barriers to Trade (TBT), Sanitary and Phytosanitary, Small end Medium Enterprises, serta Dispute Settlement. Kemudian Institutional and Final Provisions (IFP), Transparency, Good Regulatory Practices dan Sustainable Food System (SFS).
Sementara isu yang belum berhasil dirundingkan di antaranya Trade in Goods, State-Owner Enterprises, Government Procurement, hingga Trade in Services.
"Problemnya bukan dari kita, problemnya dari mereka soal EUDR. Ketika saya mendampingi Pak Menko (Airlangga Hartarto) dalam setiap pertemuan dengan menteri Inggris, Pak Menko menyampaikan contoh perjanjian yang tidak pernah selesai adalah goal setting-nya berubah. Karena dia menggunakan standar yang dia buat sendiri, sementara ada standar yang sudah diakui Indonesia ada ISPO, tapi dia bikin sendiri," beber Edi, dalam dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024).
IEU CEPA sendiri diinisiasi sejak 2016 atau sudah berlangsung 8 tahun. Perundingan ini bertujuan untuk membuka perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, keduanya akan diuntungkan secara ekonomi melalui peningkatan PDB riil.
Hasil kajian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) (2021) menyatakan, terdapat potensi pertumbuhan PDB riil Indonesia yang akan mencapai 0,19%, potensi efek pendapatan meningkat sebesar US$ 2,8 miliar bagi Indonesia, serta potensi peningkatan volume ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar 57,76%.
(ada/rrd)