.webp)
Pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) disebut mulai kembali bangkit dari krisis akibat pandemi COVID-19. Hal ini tercermin dari data permintaan dan jumlah ketersediaan lapangan kerja di negara tersebut.
Dikutip dari Reuters, Rabu (5/6/2024) penurunan lapangan kerja dapat menciptakan menurunnya perekonomian. Seperti situasi pandemi, mungkin beberapa sektor banyak membuka lapangan kerja lainnya, tetapi COVID-19 yang mengganggu kesehatan juga menurunkan angka tenaga kerja di bidang yang lain.
Namun situasi di AS kini dinilai mulai kembali ke kondisi sebelum pandemi. Pada 2022, Biro Statistik Tenaga Kerja AS memperkirakan ada lebih dari dua pekerjaan terbuka untuk setiap pengangguran. Padahal angka sebelum pandemi tidak pernah melebihi 1,24.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan pada bulan April, angka tersebut kembali ke 1,24, yang merupakan penyesuaian kembali antara permintaan akan pekerja dan jumlah yang tersedia untuk mengisi lapangan kerja.
Tingkat masyarakat yang berhenti kerja juga tercatat menurun. The Beveridge Curve menunjukkan angka berhenti kerja pada 2021 sampai 2022 hampir 3% dari angkatan kerja.
Sementara saat ini angka tersebut telah berada pada angka 2,2% selama enam bulan berturut-turut, lebih rendah dari angka sebelum pandemi. Hal ini dinilai menjadi angin segar bagi AS.
Meskipun pertumbuhan populasi AS berjalan lambat, namun bertambahnya penduduk masih terus meningkat, sehingga diperlukan lebih banyak lapangan kerja setiap bulannya.
Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan diperkirakan kurang dari 100.000. Namun akhir-akhir ini lonjakan imigrasi menimbulkan spekulasi bahwa jumlahnya bisa mencapai dua kali lipat dari jumlah tersebut.
Lihat juga Video 'Zelensky Bersyukur Dapat Bantuan Roket Canggih dari AS':
