Realisasi anggaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hingga 31 Mei mencapai Rp 13,7 triliun dari alokasi Rp 42,59 triliun di tahun anggaran 2024.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan realisasi lebih cepat dari target yang ditetapkan yakni RP 12,03 triliun.
Budi awalnya menjelaskan bahwa anggaran Kemenhub saat ini terdiri dari pagu awal Rp 38,6 triliun, penambahan anggaran Rp 3,98 triliun, dan telah terkena automatic adjustment Rp 1,93 triliun. Walhasil, pagu efektif Kemenhub saat ini adalah Rp 40,71 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan realisasi daripada 31 Mei 2024 sebanyak 32 persen atau Rp 13,7 triliun. Hal ini 32,23 persen dari rencana yang kita rencanakan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Komplek DPR RI, Rabu (5/6/2024).
"Hal ini (lebih cepat) 2% dari rencana yang kita rencanakan untuk itu saya sampaikan terima kasih yang melakukan penyerapan lebih tinggi," sambungnya.
Budi kemudian menjelaskan, realisasi terdiri dari belanja pegawai Rp 2,21 triliun dari pagu Rp 4,13 triliun, belanja barang Rp 4,92 triliun dari pagu Rp 18,97 triliun, dan belanja modal yakni Rp 6,6 triliun dari pagu Rp 19,5 triliun.
Adapun realisasi berdasarkan sumber dana, diperoleh dari rupiah murni sebesar Rp 8,12 triliun dari sumber dana Rp 23,3 triliun (55%) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 668 miliar dari sumber dana Rp 4,2 triliun (10%).
"PNBP ini kita harapkan kita sedang ingin minta kenaikan utilisasi PNBP. Kita harap PNBP naik tapi presentasi PNBP itu merupakan sumber dana yang sangat efektif yang bisa kita lakukan," ujar Budi.
Sementara untuk realisasi dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 3,18 triliun dari Rp 11 triliun (26%), Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp 479 miliar dari sumber dana Rp 1,8 triliun (4%), serta dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN) sebesar Rp 1,27 triliun dari total dana Rp 2,3 triliun (5%).
"Sampai Mei ini kita mencapai satu pencapaian Rp 13,7 triliun, atau deviasi positif sebanyak 1,7 triliun (dari target realisasi Rp 12,03 triliun)," pungkas Budi.
(rrd/rir)