Hasil Riset: Gojek Tokopedia Sumbang Rp 392 T untuk Pertumbuhan Ekonomi RI

Hasil Riset: Gojek Tokopedia Sumbang Rp 392 T untuk Pertumbuhan Ekonomi RI

Samuel Gading - detikFinance
Kamis, 06 Jun 2024 12:37 WIB
Ilustrasi Logo GoTo
Foto: GoTo
Jakarta -

PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), disebut memberikan sumbangsih besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kontribusi diberikan terhadap lima sektor mulai dari ritel, manufaktur, makanan dan minuman, tekonologi informasi dan komunikasi, hingga transportasi.

Menurut hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), GoTo berkontribusi sekitar Rp 259,6 triliun hingga Rp 392 triliun untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023.

Menurut LPEM FEB UI, angka itu diperoleh dari nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dan mitra bisnis dalam ekosistem GoTo yakni mitra pengemudi dan pedagang UMKM. Hasil kajian juga berdasar pada 17 sektor dalam data Badan Pusat Statistik (BPS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adapun nilai kontribusi ini tidak merefleksikan total nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) GoTo," tulis LPEM FEB UI dalam keterangan resmi, Kamis (6/6/2024).

LPEM FEB UI kemudian merinci, bahwa kelima sektor yang berdampak positif karena GoTo adalah pertama, ritel perdagangan grosir dan eceran dengan nilai Rp 154,67 triliun hingga Rp 175,35 triliun dengan kontribusi 5,7-6,5% dari PDB.

ADVERTISEMENT

Kedua, manufaktur yang berasal dari dampak tidak langsung kegiatan bisnis yang dilakukan merchant GoTo, jumlahnya Rp 17,43 triliun sampai Rp 45,1 triliun dengan kontribusi 0,5-1,2% dari PDB. Ketiga, adalah teknologi informasi dan komunikasi dengan perkiraan nilai Rp 17,41 triliun hingga Rp 24,56 triliun atau 2-2,8% dari PDB.

Keempat, adalah kegiatan akomodasi dan makanan dan minuman dari layanan GoFood. Jumlahnya Rp 12,40 triliun sampai Rp 19,68 triliun atau 2,4-3,7% dari PDB. Adapun sektor kelima, adalah transportasi dan pergudangan dari layanan on-demand dan logistik GoTo dengan estimasi nilai Rp 12,43 triliun hingga Rp 21,08 triliun atau 1-1,7% dari PDB.

Kepala LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin, mengatakan GoTo konsisten memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia meski pertumbuhan PDB Indonesia melambat karena perekonomian global.

"Tahun 2024 bakal diwarnai tantangan global yang signifikan. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung kuatnya konsumsi domestik dan belanja pemerintah. Kami meyakini GoTo, dengan dukungan ekosistem yang luas, terus mampu memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional," kata Chaikal.

Sementara Direktur Utama GoTo Patrick Walujo, mengatakan pihaknya bakal terus berjuang untuk mendorong penggunaan teknologi yang membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Patrick mengatakan GoTo juga akan terus memberi peluang dan pemberdayaan bagi jutaan mitra pengemudi dan UMKM lokal agar mereka bisa terus tumbuh dan sukses, sekaligus mendukung kemajuan ekonomi digital Indonesia.

"GoTo lahir di Indonesia, ditumbuhkembangkan oleh orang Indonesia untuk membawa manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif yang diberikan perusahaan terhadap perekonomian nasional sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia ini merupakan sesuatu yang kami sangat syukuri, sekaligus menjadi motivasi kuat untuk memastikan bisnis kami dapat terus bertumbuh agar dapat membawa manfaat yang semakin luas bagi semakin banyak masyarakat Indonesia," jelasnya.

GoTo Turunkan Angkat Pengangguran

Selain itu, hasil kajian LPEM UI juga menunjukkan kehadiran GoTo berkontribusi terhadap penurunan tingkat pengangguran Indonesia di tingkat kabupaten/kota sebesar 8,25% per tahun selama 2015-2023.

Pada 2023, tingkat pengangguran terbuka Indonesia turun 6,8% dari 2022 atau sekitar 570.856 orang. Berdasarkan perhitungan di atas, GoTo berkontribusi menurunkan pengangguran sebanyak 47.083 orang pada 2023.

Di sisi lain, LPEM juga mengatakan GoTo juga berdampak terhadap pertumbuhan talenta digital dan perusahaan teknologi secara keseluruhan. Kesimpulan ini diperoleh dari studi kualitatif yang melibatkan alumni GoTo, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian, dan perwakilan universitas.

Chaikan pun menjelaskan, bahwa secara besar kehadiran GoTo dapat berpengaruh secara positif untuk menjawab kebutuhan talenta digital Indonesia. Hal ini melalui perluasan akses, transfer dan adopsi, wadah pembelajaran, keberagaman, dan kompetensi tenaga kerja.

"Platform digital seperti GoTo memiliki kesempatan berkontribusi terhadap pengembangan digital talent karena ada proses transformasi digital, penyelenggaraan bootcamp, pemanfaatan learing and job platform, pembentukan lembaga/asosiasi, pembaharuan kurikulum, dan kebijakan pemerintah yang mempermudah akses terhadap informasi lowongan pekerjaan di sektor digital," pungkasnya.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads