Serikat pekerja Samsung Electronics di Korea Selatan melakukan aksi demo dan mogok pada Jumat (7/6) kemarin. Ini merupakan aksi pertama yang dilakukan para pekerja Samsung, setelah lebih dari 55 tahun perusahaan itu didirikan.
Melansir dari CNN, Sabtu (8/6/2024), demonstrasi dan mogok kerja tersebut dilakukan menyusul gagalnya negosiasi antara perusahaan dengan pekerja terkait besaran gaji dan bonus. Meski begitu aksi ini dilakukan secara damai tanpa ada keributan.
kepala serikat pekerja NSEU (National Samsung Electronics Union) Son Woo-mok mengatakan aksi dilakukan para pekerja dengan mengambil cuti tahunan mereka. Secara khusus, hari Jumat (7/6) kemarin dipilih para pekerja untuk melancarkan aksinya karena itu merupakan hari kejepit antara hari libur nasional pada Kamis (6/6) dan weekend pada Sabtu dan Minggu (8-9/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 28.000 anggota serikat pekerja itu, sekitar satu per empat dari mereka ikut dalam unjuk rasa tersebut. Disebutkan sebagian besar dari mereka yang ikut terlibat berasal dari unit semikonduktor andalan Samsung.
"Banyak karyawan menggunakan cuti tahunan mereka hari ini (untuk berdemo). Karena banyak pekerja telah mengambil cuti di hari yang sama, personil pengganti dikerahkan (agar perusahaan tetap berjalan normal)," jelasnya.
Di sisi lain, salah seorang juru bicara Samsung mengatakan kepada CNN bahwa aksi demo dan mogok kerja satu hari tersebut tidak memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas produksi dan manajemen.
"Tingkat penggunaan cuti tahunan hari ini (saat demo berlangsung) lebih rendah dibandingkan tingkat penggunaan cuti tahunan pada hari libur Memorial Day tahun lalu," tambah juru bicara tersebut.
Perlu diketahui, belakangan ini produsen chip memori terbesar di dunia itu memang sedang mengalami masa-masa sulit selama beberapa tahun terakhir.
Kekurangan chip komputer selama pandemi Covid diikuti oleh penurunan permintaan tahun lalu karena selera konsumen terhadap barang elektronik masih lemah karena ketidakpastian ekonomi global.
Namun Samsung masih optimistis terhadap kebangkitan permintaan perangkat seluler pada tahun ini, terutama dengan diperkenalkannya produk-produk baru seperti ponsel pintar yang didukung teknologi AI.
(hns/hns)