Nyeleneh... Pengantin Ini Dikalungi Uang Rp 358 Juta di Pernikahannya

Nyeleneh... Pengantin Ini Dikalungi Uang Rp 358 Juta di Pernikahannya

Amalia Putri - detikFinance
Senin, 10 Jun 2024 14:01 WIB
Ilustrasi harta atau mata uang India Rupee
Foto: Getty Images/iStockphoto/pixelfusion3d
Jakarta - Sepasang pengantin di China menerima karangan bunga berbentuk uang dengan total US$ 22.000 atau setara dengan Rp 358 juta (kurs Rp 16.290). Karangan bunga berbentuk uang tersebut diberikan oleh delapan orang kakak perempuan dari mempelai pria. Pernikahan tersebut diadakan pada tanggal 15 Mei di Shiyan, Provinsi Hubei, China Tengah.

Melansir dari SCMP, Senin (10/6/2024), dalam sebuah video yang beredar terlihat pasangan tersebut berdiri di atas panggung sementara kakak perempuan dan saudara ipar mempelai pria bergantian mengalungkan karangan bunga berisi uang kertas pecahan 100 yuan di leher pengantin baru.

"Karangan bunga itu terlalu berat untuk leher mereka. Ini adalah kebiasaan yang membuat iri," kata salah seorang tamu yang merekam video tersebut.

Para tamu mengatakan bahwa orangtua mempelai pria telah meninggal dunia dan saudara perempuannya selalu memanjakannya. Mereka jugalah yang mendanai pernikahan itu.

Akibatnya, pernikahan tersebut menjadi perbincangan luas di media sosial daratan, dengan mengutamakan preferensi tradisional dari negara tersebut terhadap laki-laki dibandingkan anak perempuan. Orang tua mempelai laki-laki tampaknya sangat berharap memiliki anak laki-laki karena mereka terus memiliki anak hingga hal itu tercapai.

Dulunya, ada sebuah praktik umum bagi keluarga di Tiongkok untuk memberi nama anak perempuan mereka dengan nama "Zhao Di" yang artinya "membawa adik laki-laki". Kemudian, saat seorang anak laki-laki lahir, ia sering dipanggil "Yao Zu" yang artinya "menghormati leluhur".

Sejak masa kanak-kanak, kakak perempuannya itu diajarkan oleh orangtua bahwa mereka harus melakukan yang terbaik untuk membantu atau bahkan berkorban untuk adik laki-lakinya.

Meskipun preferensi terhadap anak laki-laki telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota besar, tradisi tersebut masih tetap ada.

Menurut Otoritas Kesehatan Nasional, pada tahun 2022, untuk setiap 100 bayi perempuan yang baru lahir, terdapat 111,1 bayi laki-laki di seluruh negeri. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata rasio global yang sebesar 106. (fdl/fdl)


Hide Ads