Bulog Mau Akusisi Perusahaan Kamboja, Bos Bapanas Buka Suara

Bulog Mau Akusisi Perusahaan Kamboja, Bos Bapanas Buka Suara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 14 Jun 2024 14:28 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi
Kepala Badan Pangan - Foto: Dok. Badan Pangan Nasional
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara soal rencana Perum Bulog mengakuisisi perusahaan pangan Kamboja. Menurutnya rencana ini memang perlu dijajaki dan dikaji lebih dalam untuk dilakukan.

Dia menilai praktik kepemilikan perusahaan pangan di luar negeri sudah banyak dilakukan banyak negara. Dia menyebut ada China hingga Malaysia sudah melakukan hal itu.

"Memang ini perlu dijajaki apabila kita ingin cross border itu kan dilakukan oleh China punya, Malaysia punya ranch di Australia, itu cross border. Biasanya beberapa negara tidak memungkinkan produksi di negaranya," ungkap Arief ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun menurutnya meskipun Indonesia punya perusahaan pangan di luar negeri, produksi pangan di dalam negeri harus jadi prioritas pemenuhan kebutuhan di Indonesia.

"Tapi kalau kita memungkinkan produksi dalam negeri pasti prioritas kita adalah produk dalam negeri," kata Arief.

ADVERTISEMENT

Arief melanjutkan keuntungan Indonesia jika memiliki perusahaan pangan di luar negeri. Pertama, Indonesia bisa 'jualan' pangan ke luar negeri lebih leluasa, karena stok pangan di perusahaan luar negeri bisa juga dijual ke negara lain.

"(Akuisisi perusahaan Kamboja) Itu kan alternatif maka perlu dipelajari, kalau konsepnya traders sebagai perdagangan dunia kenapa nggak," papar Arief.

"Jadi misalnya trading di luar negeri menanam di manapun bebas saja, produksi di manapun bisa saja, kalau nasional belum memerlukan dijual di international trading aja nggak rugi juga," katanya lagi.

Nah kalaupun Indonesia produksi pangannya kurang, maka bisa saja produksi di perusahaan pangan luar negeri menjadi cadangan. Meskipun tetap diimpor, namun harganya bisa lebih murah dan lebih mudah.

"Kalau Indonesia memerlukan maka akan lebih mudah untuk mendapatkannya," kata Arief.

Simak juga Video 'Jokowi Tunjuk Luhut Urus Bulog untuk Akuisisi Perusahaan Beras di Kamboja':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads