Asia Penyuplai Pelaut Terbesar di Dunia, INSA: Raksasa Maritim yang Tidur

Asia Penyuplai Pelaut Terbesar di Dunia, INSA: Raksasa Maritim yang Tidur

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 16 Jun 2024 12:30 WIB
KRI Bima Suci-945 saat peran layar melintasi perairan laut Arafuru, Australia.
Ilustrasi (Foto: Antara Foto/Nova Wahyudi)
Jakarta -

DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) bersama Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Reza Suryodipuro mengadakan pertemuan dengan para perwakilan duta besar negara Asia. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memperkuat kerja sama di sektor maritim dan pelayaran dalam skala regional.

Para petinggi dan perwakilan duta besar yang turut hadir dalam acara tersebut antara lain dari negara-negara seperti Jepang, China, Australia, India, Singapura, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam dan European Union Ambassador to ASEAN.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Yayasan INSA Theo Lekatompessy mengatakan, Asia adalah produsen kapal terbesar dan penyuplai pelaut terbesar di dunia, serta mengangkut lebih dari 53% kargo dunia. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya disadari oleh negara-negara di kawasan Asia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Asia adalah raksasa maritim yang tidur. Sudah saatnya kita bangkit bersama dan menjadi motor perubahan bagi kemaritiman dunia. Dengan sumber daya dan kemampuan yang kita miliki, kita dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara dan masyarakat Asia," kata Theo, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (16/6/2024).

Oleh karena itu, kolaborasi penting dilakukan dalam rangka memperkuat sektor maritim Asia. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dari serangkaian inisiatif yang lebih besar untuk memperkuat kerja sama maritim dan diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret.

ADVERTISEMENT

"Kolaborasi ini bukan hanya tentang memperkuat sektor maritim Indonesia, tetapi juga tentang memajukan industri maritim seluruh Asia. Sebagai ketua di FASA dan ASA, saya melihat potensi besar dalam kerja sama lintas negara untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan," kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto.

Carmelita Hartoto mengatakan, ke depan kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan negara-negara Federation of ASEAN Shipowners' Association (FASA) dan Asian Shipowners' Association (ASA)harus didorong semakin erat, terutama dalam upaya menciptakan industri pelayaran Asia yang lebih ramah lingkungan, sehingga pelayaran Asia dapat dijadikan mitra pelayaran global yang mampu diandalkan.

Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan dukungan seluruh pihak, baik dari Kementerian Luar Negeri maupun dari para petinggi dan pelaku usaha pelayaran negara di Asia, untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan.

"Kolaborasi antara Indonesia dan negara tetangga semakin diperlukan untuk menjaga iklim bisnis pelayaran di Asia tetap kondusif di tengah ketidakpastian global saat ini," ujarnya.

Adapun potensi kerja sama antara Indonesia dengan negara Asia lainnya di antaranya menyangkut green environment dan energi di sektor pelayaran. Kolaborasi maritim antara Indonesia dan negara-negara Asia merupakan langkah strategis untuk menghadapi dinamika global dan memanfaatkan potensi besar di sektor maritim.

(shc/das)

Hide Ads