Batik menjadi salah satu oleh-oleh yang selalu jadi incaran saat mengunjungi Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Tak heran Pekalongan terkenal dengan julukan Kota Batik.
Berbagai motif dan desain batik di kota ini memang selalu mencuri perhatian. Para produsen batik pun terus berinovasi menghadirkan produk yang mengikuti perkembangan zaman.
Zialova Batik menjadi salah satu produsen batik asal Pekalongan yang menghadirkan beragam produk fashion mulai dari daster, gamis, hingga mukena.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik Zialova Batik Nur Afidatul Azimah mengatakan telah merintis usaha produksi batik sejak 2017.
Perempuan yang akrab disapa Afida ini mengaku awalnya bermula dari reseller. Sewaktu menjadi penjahit rumahan, penjualan online belum begitu ramai sehingga ia mencoba membuka toko online di marketplace.
"Jadi saya dulu itu penjahit rumahan, lalu karena saya tipe orang yang nggak bisa gini-gini saja, di tahun 2017 akhirnya mencoba jadi reseller. Saya jual kain batik yang saya ambil dari toko-toko, lalu saya foto sendiri dan diposting untuk marketplace. Seiring berjalannya waktu, pesanan semakin bertambah. Awalnya hanya 1-2 kodi, tapi terus bertambah dan akhirnya kita jadi harus siapkan stok di rumah," ujar Afida dalam keterangannya, Senin (17/6/2024).
Seiring semakin banyaknya permintaan pesanan, Afida akhirnya mulai membuka toko di Pasar Banjarsari, Kota Pekalongan pada tahun 2018. Tak disangka, ini menjadi awal dari pelanggan dan reseller yang terus bertambah. Usahanya pun kini menjadi salah satu produsen fashion lokal di Pekalongan.
Saat ini, produk Zialova bahkan sudah dipasarkan ke berbagai kota. Tak hanya sekitar Pekalongan saja, tapi juga sudah ke luar kota, luar pulau, dan dibawa supplier dari Malaysia.
Pinjaman KUR BRI Jadi Modal Perputaran Bisnis
Sebagai sosok yang merintis bisnis dari nol, Afida mengatakan keterbatasan modal sering kali menjadi tantangan. Untungnya, ia terbantu dengan adanya pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI sehingga bisnisnya bisa terus berjalan dan berkembang.
"Sekitar tahun 2018-2019, waktu pesanan seragam mulai banyak, kan saya juga bingung mencari modal tambahan. Kebetulan ada salah satu teman yang kerja di BRI dan menawarkan brosur KUR. Saya hitung-hitung kok bunganya rendah sekali. Jadi akhirnya saya mengajukan itu dan mendapatkan pinjaman Rp10 juta," ceritanya.
Lantaran usahanya semakin maju, Afida pun kembali mengajukan pinjaman KUR dari BRI dengan jumlah yang terus meningkat. Seluruh pinjaman tersebut digunakannya untuk modal tambahan operasional yang membantu perputaran keuangan usahanya.
Usahanya yang kian berkembang pun membuat Afida bercerita sering diajak berpartisipasi dalam event BRI untuk pameran.
Afida berharap usaha rintisannya bisa terus berkembang dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya.
"Semoga Zialova Batik semakin meningkat dan bisa buka cabang di luar kota, usaha semakin berkembang dan bisa ikut membantu menyejahterakan masyarakat sekitar. Karena kan kami ini produsen jadi banyak tenaga lokal dari masyarakat sekitar yang membantu, jadi semoga bisa semakin bermanfaat. Dan bagi wisatawan atau pemudik yang ke Pekalongan, monggo mampir ke outlet kami," jelasnya.
Sementara itu Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan BRI terus berupaya memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.
"Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM fashion Zialova Batik di Pekalongan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM," ungkap Supari.
Seperti diketahui, saat ini, BRI merupakan bank yang menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur. Pencapaian tersebut setara 36% dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2024 yakni sebesar Rp 165 triliun.
(anl/ega)