Di tengah ramainya Kota Jakarta, terdapat sebuah kawasan permukiman warga yang disebut-sebut 'Kampung Zombie'. Kampung ini berada tepat di sisi bantaran anak Kali Ciliwung, RT 06 RW 07, Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Suasana sepi ini terjadi lantaran banyak warga permukiman itu yang meninggalkan rumah mereka terbengkalai dan rusak begitu saja. Sebagian besar rumah-rumah ini ditinggal pemiliknya karena kawasan itu sering terendam banjir.
Ketua RT 06 Nur Hidayat menjelaskan pada awalnya kawasan itu adalah permukiman padat penduduk. Namun karena frekuensi banjir yang sering merendam kawasan itu, banyak warga perlahan merasa lelah untuk tinggal di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau banjir itu pertama kali sekitar tahun 1996. Dulunya mah ini kawasan strategis buat orang tinggal, karena dekat sama PGC (Pusat Grosir Cililitan) situ kan," kata Nur saat ditemui detikcom, Rabu (19/6/2024).
Ia mengatakan paling parah kawasan itu pernah terendam banjir hingga setinggi 7 meter pada 2009 dan 2014 lalu. Hal inilah yang kemudian membuat banyak warganya satu per satu mulai meninggalkan kawasan tersebut.
"Paling parah tuh kalau yang banjir 5 tahunan kaya pas 2009 sama 2014. Itu tingginya sampai langit-langit rumah tuh, kalau di depan itu sampai lampu tiang listrik itu lah. Sekitar 7 meter ada," ucapnya.
"Akhirnya ya pas 2015, satu-satu mulai pada pindah kan. Mereka punya aktivitas, karena di sini sering banjir jadi terhambat, jadi pindah pada ngontrak di tempat lain," tambahnya lagi.
Hingga pada 2019, suasana di permukiman itu menjadi sepi karena banyak ditinggal warga. Dari mulanya terdapat 33 KK yang tinggal di sana, kini hanya tersisa 23 KK. Itu pun warga yang bertahan sebagian besar tinggal di area yang sedikit lebih tinggi dari rumah-rumah kosong yang berada tepat di sisi kali.
Karena suasana inilah kemudian warga sekitar yang masih bertahan menyematkan julukan Kampung Zombie. Bahkan saat perayaan HUT RI ke-75 tahun 2020 lalu, warga sekitar melukis dinding salah satu rumah dengan tulisan 'Kampung Zombie' sebagai bentuk prihatin karena kawasannya mulai ditinggalkan.
"Penamaan kampung zombie ini sebenarnya dari 2019 sih. Karena kosong, sering banjir kan ditinggal pemiliknya. Jadi warga 'pak RT, ini kaya zombie sepi begini, kampung zombie nih', nah dari situ mulai," jelas Nur.
"Itu di sana (menunjuk ke salah satu dinding rumah warga) ada dibikin tulisan 'Kampung Zombie'. Itu (dibuat) pas 17-an 2020, eh kena banjir jadi rusak, pudar tulisannya," tambahnya.
Kini rumah-rumah warga yang ditinggalkan pemiliknya itu terlihat sudah rusak parah karena sudah lama tidak diurus dan sering terendam banjir. Bahkan ada beberapa rumah yang benar-benar sudah hampir rata dengan tanah dan tertimbun lumpur sisa banjir.
(fdl/fdl)