Sekarga Ngaku Sudah 2 Tahun Tak Ngobrol dengan Bos Garuda

Sekarga Ngaku Sudah 2 Tahun Tak Ngobrol dengan Bos Garuda

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2024 15:22 WIB
Armada pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia
Foto: Garuda Indonesia
Jakarta -

Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mengaku sudah dua tahun tidak berkomunikasi dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan jajaran manajemen perusahaan. Oleh sebab itu, mereka ingin menyelesaikan perselisihan industrial yang ada secara baik-baik.

Sekertaris Jenderal Sekarga Novrey Kurniawan menjelaskan bahwa kondisi hubungan industrial di Garuda Indonesia kini tidak harmonis. Hal ini terjadi karena banyaknya pelanggaran perjanjian kerja bersama (PKB) yang dilakukan manajemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, menurutnya, PKB adalah hasil kesepakatan antara pekerja yang diwakili serikat pekerja, dengan pengusaha dalam hal ini manajemen Garuda Indonesia. Yang jadi persoalan kata Novrey, sudah lama Sekarga tidak berdialog dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan jajaran manajemen perusahaan. Komunikasi terakhir dilakukan pada 2022.

"Mungkin dua tahun (tidak berkomunikasi). Jadi kami upayakan karena tidak ada momen bertemu, berdiskusi, ya kami bersurat. Bersurat pun, ya, tidak ada tanggapan sampai saat ini. Kalaupun, misalnya, kami melakukan perselisihan bripartit atau mediasi kementerian yang hadir bukan direksi, yang hadir perwakilan misalnya unit HR yang mereka juga tidak diberikan kesempatan karena bukan pemegang kewenangan," kata Novrey di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan bersama Komisi VI DPR RI, Novrey lantas menjelaskan bahwa pihaknya beraudiensi dengan harapan para wakil rakyat bisa membuka komunikasi antara Sekarga dengan Kementerian BUMN dan Manajemen Garuda Indonesia. Kedua pihak diharapkan bisa meninjau dan melaksanakan hasil mediasi yang sudah diputuskan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

Beberapa keputusan itu, contohnya, adalah memperkerjakan kembali karyawan yang diduga di-PHK secara sepihak, mencabut pembatasan terhadap hak karyawan, serta melaksanakan pembentukan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit untuk membangun hubungan industrial yang harmonis.

Novrey menjelaskan, di sisi lain pada dasarnya Sekarga juga tidak ingin membuat situasi keuangan perusahaan lebih buruk. Dia menekankan serikat pekerja tidak pernah berdemonstrasi, bahkan sampai mengajak pegawai untuk melakukan mogok kerja.

"Makanya di akhir kesempatan bicara kami menyampaikan maaf jika apa yang kami sampaikan seolah-olah pengen bertarung, kami tidak pernah demo, mogok, itu tidak kami lakukan karena kami tahu kondisi perusahaan tidak begitu baik. Artinya bagaimana komunikasi ini menjadi yang utama. Kalau misalnya serikat lain mungkin sudah demo, mogok, kami tidak ingin melakukan upaya kontraproduktif untuk Garuda. Makanya yang kami lakukan kami hadir ke Kemenaker, ke DPR, karena ingin mencari solusi, bukan bertarung dan menghancurkan perusahaan," tegasnya.

Sementara Ketua Umum Sekarga Dwi Yulianta, menegaskan bahwa serikat pekerja saat ini ingin agar seluruh persoalan ketenagakerjaan bisa selesai lewat jalur non-litigasi alias tidak sampai ke meja hijau seperti Pengadilan Hubungan Industrial dan Mahkamah Agung. Dwi menjelaskan pada dasarnya Segara ingin agar semua persoalan bisa selesai secara baik-baik lewat komunikasi yang baik antara semua pihak.

"Kami sebagai serikat harapannya non-litigasi untuk bisa dilaksanakan. jangan sampai di pengadilan. Kami juga sadar yang tadi saya sampaikan kami ini kecil, pengusahanya gede. Nah harapannya dengan mediasi ada komunikasi yang terbentuk untuk melakukan hal-hal tersebut. Tapi hal ini buntu, jadi harapannya kita datang ke Komisi VI dengan harapan yang buntu tadi bisa dikomunikasikan kembali. Kita harapannya non-litigasi, diselesaikan baik-baik, lah," imbuhnya.

detikcom pun telah menghubungi Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, untuk dimintai komentar soal keinginan Sekarga untuk menyelesaikan lewat persoalan jalur dialog, tapi pesan yang dilayangkan tidak berbalas. Adapun merespon pernyataan Sekarga dalam RDP bersama Komisi VI tersebut, Irfan awalnya hanya memberi komentar singkat. "Ya, nggak apa-apa," kata Irfan kepada detikcom, Rabu (19/6/2024).

Sementara saat dimintai pendapat soal semua tudingan yang dilontarkan oleh Sekarga. Irfan menjawab pernyataan yang dilontarkan merupakan pendapat mereka. "Itu kan menurut mereka," pungkasnya.

Simak juga Video: Garuda Siapkan Fasilitas Tambahan untuk Jemaah Haji Lansia

[Gambas:Video 20detik]




(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads