Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga mengungkapkan tren positif neraca perdagangan RI yang mencapai US$ 2,93 miliar pada Mei 2024. Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional ini mengungkapkan tren surplus tersebut terjadi selama 49 bulan berturut-turut.
Sebagaimana diketahui, Satgas Peningkatan Ekspor Nasional ini dibentuk sejak 20 September 2023 sebagai salah satu penguatan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor nasional.
"Neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 surplus US$ 2,93 miliar, masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut. Surplus neraca perdagangan didukung surplus sektor nonmigas sebesar US$ 4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas sebesar US$ 1,33 miliar," ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (19/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan kinerja ekspor Indonesia menunjukkan performa baik dengan nilai ekspor mencapai US$ 22,33 miliar pada Mei 2024, meningkat 13,82% mtm atau 2,86% yoy. Capaian tersebut terdiri ekspor migas sebesar US$ 1,42 miliar dan ekspor nonmigas sebesar US$ 20,91 miliar.
Dengan demikian, ekspor migas naik sebesar 5,12% (mtm) dan ekspor nonmigas naik sebesar 14,46% (mtm). Secara kumulatif pada Januari-Mei 2024, ekspor Indonesia telah mencapai US$ 104,25 miliar, mengalami penurunan sebesar 3,52% (ctc).
Ia menjabarkan peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 didukung peningkatan nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang. Adapun ekspor Indonesia ke ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami kenaikan
Menurutnya, kenaikan aktivitas manufaktur beberapa mitra dagang utama Indonesia pun mengindikasikan bertambahnya daya serap atas produk ekspor Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan aktivitas PMI manufaktur China, Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa.
Airlangga merinci dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar, hampir semua komoditas mengalami peningkatan. Adapun peningkatan terbesar terlihat pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$ 263,6 juta (naik 26,66%). Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/ nabati sebesar US$ 268,0 juta (turun 14,32%).
Sementara itu, kinerja ekspor sektor industri Pengolahan meningkat sebesar 16,40% mtm, Pertambangan dan Lainnya meningkat 6,26% mtm, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan meningkat 32,45% mtm, serta migas meningkat 5,12% mtm.
"Sedangkan nilai Impor pada Mei 2024 mencapai US$ 19,40 miliar, naik 14,82 persen mtm namun turun 8,83 persen yoy, yang terdiri dari impor nonmigas sebesar US$ 16,65 miliar, naik sebesar 19,70 persen mtm namun turun 8,23 persen yoy dan impor migas sebesar US$ 2,75 miliar, turun 7,91 persen mtm dan 12,34 persen yoy," paparnya.
Secara kumulatif, lanjutnya, total impor Indonesia pada Januari-Mei 2024 mencapai US$ 91,19 miliar atau turun 0,42% (ctc). Kinerja impor terbesar berdasarkan penggolongan penggunaan barang yakni Bahan Baku/Penolong, diikuti dengan Barang Modal, kemudian Barang Konsumsi.
Adapun tiga negara dengan kenaikan impor nonmigas terbesar antara lain China, Amerika Serikat, dan Thailand. Sedangkan Belanda menjadi negara dengan penurunan terdalam untuk impor komoditas nonmigas.
(ncm/ega)