Erick Thohir Bentuk Tim Khusus buat Sembuhkan BUMN Farmasi yang Sakit

Erick Thohir Bentuk Tim Khusus buat Sembuhkan BUMN Farmasi yang Sakit

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2024 18:15 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Logo Kementerian BUMN - Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Perusahaan pelat merah atau BUMN Farmasi tengah dalam kondisi yang kurang baik alias sakit. Hal ini terlihat dari laporan keuangan perusahaan yang membukukan kerugian yang cukup besar pada 2023 dibandingkan dengan 2024.

Salah satunya seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,8 triliun pada tahun 2023, naik lebih dari 10 kali lipat atau 1.345,3% dibandingkan kerugian di 2022 sebesar Rp 126 miliar. Selanjutnya ada PT Indofarma Tbk (INAF) yang juga mencatatkan kerugian Rp 605 miliar pada 2023, naik dari tahun 2022 di Rp 428 miliar.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengatakan, dalam rangka percepatan terkait finansial dan operasional di Biofarma Grup, Kementerian BUMN selaku pemegang saham telah membentuk tim taskforce.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kementerian BUMN selaku pemegang saham telah membentuk tim taskforce yang dipimpin oleh Menteri BUMN (Erick Thohir) dan Wakil Menteri BUMN (Kartika Wirjoatmodjo)," kata Shadiq, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).

Shadiq menjelaskan, Taskforce itu dibagi menjadi dua bagian antara lain pertama, untuk upaya rekstrukturisasi keuangan dalam rangka perbaikan finansial. Lalu yang kedua, reorientasi bisnis dalam rangka pembenahan dan sign lining operator dari berbagai lini bisnis.

ADVERTISEMENT

"Pembentukan Taskforce ini sejak Oktober 2023 dan saat ini masih berlanjut. Adapun upaya perbaikan tersebut dilakukan terhadap beberapa hal, utamanya dari sisi struktur keuangan," ujarnya.

Lebih lanjut Shadiq pun menjabarkan, untuk Taskforce pertama, tim melakukan resktukturisasi dan penataan kembali struktur kredit jangka pendek dan panjang. Selanjutnya dilakukan reconditioning atau penataan kondisi kredit dari sisi suku bunga. Kemudian juga rescheduling atau penjadwalan kembali utang jatuh tempo angsuran.

Berikutnya untuk Taskforce kedua, lanjut Shadiq, dilakukan penataan dan pengembangan produk, penataan fasilitas produk dan intergrated supply chain, serta penyertaan modal negara (PMN).

(shc/kil)

Hide Ads