Kapal Asing Keruk Pasir Laut, KKP Ungkap Modusnya

Kapal Asing Keruk Pasir Laut, KKP Ungkap Modusnya

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 21 Jun 2024 15:04 WIB
Hamparan pasir di Pantai Oetune jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pantai itu pun cocok dijadikan tempat berselancar karena ombaknya yang tinggi.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menemukan adanya sejumlah kapal asing yang diduga mengambil pasir laut di perbatasan laut Indonesia. Ternyata, praktik ilegal tersebut pernah terjadi sebelumnya di tahun 2023.


Direktur Pengawasan Sumber Daya Kelautan KKP Halid K Jusuf menyebut setidaknya ada dua kapal asing yang beraktivitas mengeruk pasir laut di perbatasan laut Indonesia pada tahun 2023. Halid mengatakan sekitar awal atau pertengahan tahun 2023, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat terkait adanya dugaan kapal asing mengeruk pasir laut. Pihaknya pun melakukan pengejaran, tapi kapal asing tersebut telah melarikan diri ke wilayah lain.


"Menurut laporan pengaduan masyarakat tahun 2023 pernah sekali (kapal asing), begitu dilaporkan, kita kejar ternyata sudah lari ke wilayah lain," kata Halid saat dihubungi detikcom, Jumat (21/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lebih lanjut, pada akhir tahun 2023, pihaknya juga mendapati laporan terkait dugaan kapal asing yang mengeruk pasir laut. Setelah dikejar, pihaknya tidak menemukan bukti pengerukan pasir laut. Justru mendapati tidak adanya aktivitas apapun di kapal itu karena sedang diperbaiki.


Lalu belum lama ini, sekitar awal bulan Juni, Halid bilang ada dua kapal asing yang terdeteksi melakukan praktik ilegal tersebut di wilayah perbatasan di Indonesia. Kemungkinan besar, praktik ilegal tersebut terjadi di wilayah perairan Kepulauan Riau yang berbatasan dengan Singapura atau Malaysia dan di perairan Natuna.

ADVERTISEMENT


"Ini lagi kita cari apakah di wilayah perairan perbatasan Singapura atau di wilayah Natuna. Memang rawan di lokasi itu, sangat rawan kegiatan pengerukan pasir. Dua lokasi itu kan karena dekat dengan perbatasan," jelasnya.


Halid menilai modus-modus tersebut lah yang membuat pihaknya belum menemukan bukti hingga sekarang. Alhasil, dia pun belum bisa memastikan kapal asing tersebut berasal dari negara mana dan oknum yang sama atau tidak.


"Belum bisa dipastikan oknum yang sama atau bukan. Dua kapal itu terdeteksi, tapi pada saat kita melakukan patroli sudah tidak temukan lagi, kita tidak menemukan kapalnya. Beberapa waktu lalu juga lakukan patroli, kita tidak mendapatkan buktinya. Susah karena mereka lebih sigap, banyak akalnya," terangnya.

(rrd/rir)

Hide Ads