Amarta Karya Buka Suara soal Isu 6 BUMN Terancam Dibubarkan

Amarta Karya Buka Suara soal Isu 6 BUMN Terancam Dibubarkan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 27 Jun 2024 15:29 WIB
Urgensi Deformasi Kementerian BUMN
Foto: detik
Jakarta -

PT Amarta Karya (Persero) buka suara soal isu sejumlah BUMN yang bakal dibubarkan, salah satunya Amarta Karya (AMKA). Direktur utama PT Amarta Karya (Persero) Nikolas Agung mengatakan hal itu tidaklah benar.

Nikolas mengaku terkejut terhadap isu yang mengatakan 6 BUMN bakal dibubarkan. Padahal, kata Niko, untuk membubarkan perusahaan BUMN itu ada mekanisme yang panjang. Terlebih, perusahaan plat merah yang digawanginya itu telah lolos dari PKPU.

"Tentunya kami sangat terkejut dengan pemberitaan tersebut tapi saya gak ngambil pusing sih dan instruksikan jajaran AMKA untuk tetap fokus pada goal besar AMKA ,"kata Nikolas Agung, ditulis Kamis (27/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nikolas mengatakan jika isu pembubaran BUMN benar, maka yang bisa memberikan pernyataan adalah menteri BUMN atau wakil menteri BUMN. Ia menuturkan sejak September 2020 AMKA sudah di bawah kelola PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki tujuan untuk dilakukannya proses restrukturisasi secara keseluruhan dan proses tersebut masih berjalan hingga saat ini yang dimana tidak ada pembahasan terkait opsi pembubaran.

"Jadi secara konstruksi hukumnya adalah kementerian BUMN dan PPA, jadi kalau ada statement dari Danareksa begitu bagi kami, jika 2 institusi tersebut belum memberitahukan kami (tutup) kami masih fokus dengan sasaran kami," ujar Nikolas.

ADVERTISEMENT

"Bahkan di awal Juli nanti, Manajemen Bersama PT PPA akan membahas Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk jangka waktu lima tahun ke depan," ujar Nikolas menambahkan.

Lebih lanjut, ia mengatakan isu tersebut bisa berdampak terhadap keberlangsungan usaha PT Amarta Karya. "Hari ini saya dihubungi beberapa mitra-mitra kerja AMKA, tentunya mereka bertanya terkait dengan statement itu. Belum lagi dampak lain, seperti karyawan," ujarnya.

Walaupun begitu, Nikolas yakin dengan keberlangsungan bisnis AMKA dengan para mitra kerjanya akan tetap berjalan dengan baik.

"Beberapa proyek yang sedang kami kerjakan diantaranya ada pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada, Water Treatment Plant (WTP) Simoro 300 l/dt di Palu, Ciujung Priority Civil Works Package 3 di Serang, dan tentunya pekerjaan fabrikasi baja Pintu Air Bendungan di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi Core Business PT Amarta Karya (Persero)," ujarnya.

Bahkan lanjut Nikolas, seluruh jajaran Perusahaan telah berkomitmen dan bertekad untuk bekerja keras demi pulihnya Perusahaan. Nikolas menuturkan, salah satu langkahnya ialah mencari potensi & peluang pekerjaan yang ada, dengan menggandeng kerja sama dengan mitra investor dan project creation melalui business focus yang dimiliki Perusahaan saat ini.

"Sehingga hal tersebut kami yakin dapat menopang going concern dan sustainability PT Amarta Karya (Persero) untuk berkontribusi positif dalam membangun infrastruktur di Indonesia sesuai moto BUMN untuk Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi polemik tersebut, direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyayangkan adanya isu yang dinilai membuat gaduh di ruang publik.

Pasalnya, kata Ucok, pernyataan Yadi bukan hanya membuat resah para karyawan, selain itu juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan mitra kerja BUMN yang dinyatakan tidak sehat tersebut.

"Seharusnya jika ada persoalan internal di perusahaan BUMN tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu dengan para direksi perusahaan yang bersangkutan. Bukan malah sebaliknya membuat gaduh, apalagi hanya mencari panggung di hadapan para anggota legislatif," ucapnya.


Hide Ads