Mesin Jahit Terendam Banjir, Pegawai Disuruh Mudik

Mesin Jahit Terendam Banjir, Pegawai Disuruh Mudik

- detikFinance
Selasa, 13 Feb 2007 18:39 WIB
Jakarta - Tak hanya industri besar, nasib industri kecil dan menengah (IKM) korban banjir pun tak kalah mengenaskan. Mesin-mesin terendam, para pegawainya pun harus dipulangkan ke kampung.Misalnya saja yang dialami Ujang (45 tahun), penjahit celana jins di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesengrahan Jakarta Selatan. Ujang yang bermodal 20 mesin jahit, terpaksa gigit jari karena semua mesin jahitnya rusak semua terendam banjir.Mesin jahit bekas itu seharga Rp 1,3 juta unit. Ujang memilih membeli bekas mengingat harga mesin jahit baru mencapai lebih dari Rp 2 juta.Kerugian itu bisa bertambah dari terendamnya celana jins. Tiap hari, omset produksi Ujang mencapai Rp 2 juta. Dikalikan 10 hari tidak berproduksi, maka kerugian Ujang dari produksi mencapai Rp 20 juta. Karena tak ada pemasukan dan mesin rusak, Ujang akhirnya memilih memulangkan sekitar 20 karyawannya. "Mau gimana lagi mas, buat mesin produksi saja kita belum tahu duitnya darimana," ujar Ujang saat ditemui detikFinance, Selasa (13/2/2007).Nasib lebih baik menyapa Rohadi (30 tahun). Dari 23 mesin jahit miliknya, hanya 1 yang rusak. "Saya beruntung karena mesin jahit kebanyakan di lantai atas," jelasnya. Ia mengaku kerugiannya tidak terlalu banyak, hanya celana jins yang tidak sempat keangkat. Total yang terendam 500 kodi celana dan 300 kodi bahan mentah. "Alternatifnya, semua kita cuci," jelas Rohadi yang punya 23 karyawan ini.Ujang dan Rohadi merupakan IKM yang berdialog dengan Menperin Fahmi Idris yang hari ini berkeliling Jakarta mendata IKM korban banjir.Saat dialog tersebut, Ujang meminta agar pemerintah memberikan bantuan yakni berupa mesin jahit. "Yang bekas nggak papa, yang penting usaha jalan lagi," curhat Ujang ke pak menteri.Fahmi juga meminta keterangan dari para pengrajin berapa nilai kerugiannya. Fahmi berjanji akan mengganti kerugian para IKM tersebut. "Pokoknya kita akan membantu yang kena banjir," janji Fahmi.Hasil survei Depperin terhadap IKM yang terkena banjir adalah 40 sentra IKM yang mengalami kerugian. Sentra IKM itu meliputi 24 sentra di Jakarta, 5 sentra di Kabupaten Tangerang dan 2 sentra di Kota Tangerang, 6 Sentra di Kota Bekasi dan 3 sentra di Kabupaten Bekasi. Dari seluruh sentra IKM tersebut, terdapat 5.892 unit usaha dengan tenaga kerja 26.663 orang.IKM yang menjadi korban banjir adalah untuk komoditi tahu tempe (22 sentra dan 984 unit usaha), konveksi (6 sentra, 1.461 unit usaha), kayu mebel/kusen (3 sentra dengan 118 unit usaha), batubata (2 sentra, 5 unit usaha), topi laken (1 sentra, 30 unit usaha), topi bambu (1 sentra, 30 unit usaha), makanan dan minuman (4 sentra, 2 unit usaha), kulit kerang (1 sentra, 2 unit usaha), box karton, mendong, rotan (1 sentra, 3 unit usaha), boneka (1 sentra, 45 unit usaha), tas dan dompet (1 sentra, 10 unit usaha).Menurut Depperin, jumlah IKM yang terkena banjir sebanyak 2.690 unit usaha. Nilai kerugian dari rusaknya peralatan dan bahan baku serta barang jadi senilai Rp 155 miliar. Kerugian terbesar dialami oleh konveksi sebesar 83,36 miliar atau 83,36 persen dari kerugian. (qom/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads