Begini Rencana BUMN Gabungkan Garuda-Pelita ke InJourney

Begini Rencana BUMN Gabungkan Garuda-Pelita ke InJourney

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 04 Jul 2024 19:15 WIB
Pesawat Garuda Indonesia rutin dibersihkan dengan disemprot disinfektan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara mengenai rencana penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita Air ke dalam holding industri aviasi dan pariwisata InJourney. Dalam penggabungan ini, tahap awalnya adalah penentuan posisi Pelita Air. Setelah itu, menentukan posisi Garuda di dalam InJourney.

"Nanti kalau sudah oke ini, baru masuk skema berikutnya Garuda ada di mana posisinya di InJourney-nya, karena ada bandara sendiri, nanti ini gimana, ini gimana," katanya di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Dia mengatakan, posisi Pelita Air yang merupakan anak usaha Pertamina hingga saat ini masih digodok. Beberapa hal menjadi perhatian, misalnya, jika Garuda membeli Pelita Air maka harus dilihat dulu kemampuan keuangannya. Kemudian, jika Pelita Air masuk ke Garuda sebagai anak usaha, maka ada kepemilikan Pertamina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (penentuan posisi Pelita dulu) karena belum tahu nih, apakah dibayar, sanggup nggak uang Garuda? Kalau nggak, kepemilikan Pertamina di situ, apakah masuk di anak perusahaannya, join nanti di situ di bawah anaknya Garuda sama Pertamina, atau dia masuk ke Garuda kan belum tahu," katanya.

Menurutnya, setiap langkah ada konsekuensinya. Dia melanjutkan, jika Pelita Air 'digabung' dengan anak usaha Garuda yakni Citilink melalui skema joint venture (JV), maka akan lahir perusahaan baru. Kemudian, jika Pelita merger dengan Citilink maka Pertamina akan ikut menggenggam saham Citilink.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, jika Pelita merger dengan Citilink maka aset Garuda akan bertambah. Saham Pertamina di Pelita pun jadi perhatian.

"Kalau bikin JV itu nggak mempengaruhi semua, nggak ada kepemilikan aset nambah nggak nambah, si Garuda nggak perlu kasih uang," katanya.

"Kalau merger dia gabung satu, berarti kan masuk aset Pertamina di situ. Saham Pertamina ada di mana, di Garuda? Kalau merger itu berarti kan nambah modal, kalau nambah modalnya Garuda di situ berpengaruh kepemilikan saham di atas kan," katanya.

(acd/fdl)

Hide Ads