Kemenhub Minta Ini ke Boeing Usai Ngaku Salah Terkait Kecelakaan Lion Air

Kemenhub Minta Ini ke Boeing Usai Ngaku Salah Terkait Kecelakaan Lion Air

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 09 Jul 2024 20:26 WIB
Boeing 737 Max 10
Foto: AP/Elaine Thompson
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons pernyataan Boeing yang mengaku bersalah terkait dua kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019. Kecelakaan itu terjadi pada Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang dan pesawat Ethiopian Air.

Kemenhub meminta Boeing mengembalikan kepercayaan publik. Mengingat, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) ini menghadapi krisis kepercayaan publik dalam beberapa waktu terakhir.

"Kemenhub mendorong Boeing untuk dapat secepatnya mengembalikan kepercayaan publik. Hal ini mengingat Boeing telah menghadapi krisis kepercayaan terkait catatan keselamatan, sejak dua kecelakaan yang melibatkan pesawat 737 Max pada tahun 2018 (insiden Lion Air Indonesia) dan 2019 (insiden Ethiopian Airlines)," tulis Kemenhub dalam keterangannya, Selasa (9/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) menyebut pihaknya terus melakukan pengawasan kelayakan pesawat udara, khususnya setelah Boeing mengaku bersalah. Hal ini demi menjamin keamanan penerbangan masyarakat.

"Ditjen Hubud, Kementeriaan Perhubungan terus meningkatkan pengawasan kelaikan pesawat udara, setelah adanya pengakuan bersalah dari Boeing, sebagai bagian dari keamanan penerbangan bagi masyarakat," sambung Kemenhub.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing mengaku bersalah atas tuduhan terkait kecelakaan fatal 737 Max di Indonesia dan Ethiopia. Berdasarkan kesepakatan itu, Boeing akan didenda sebesar US$ 243,6 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun (kurs Rp 16.200).

Otoritas AS menuduh Boeing melakukan konspirasi untuk menipu pemerintah dan menyesatkan regulator terkait sistem kontrol penerbangan di pesawat Max. Sistem itulah yang menyebabkan kecelakaan penerbangan di Indonesia dan Ethiopia.

Dikutip dari CNBC Senin (8/7/2024), Boeing juga akan dipantau selama tiga tahun dalam masa percobaan. Perusahaan juga harus menginvestasikan US$ 455 juta untuk program kepatuhan dan keselamatan.

Meski begitu keputusan ini masih memerlukan persetujuan hakim federal sebelum berlaku secara sah. Tak hanya itu, Boeing juga setuju menemui anggota keluarga korban kecelakaan.

(ily/hns)

Hide Ads